Selain itu, Washington juga menyebut Koalisi Arab mengatur sendiri penyerangan ke Hudaydah Yaman, dan semua langkah yang diperlukan untuk melindungi warga sipil.
Menurut portal Intercept, Menlu AS Mike Pompeo tidak hanya bersaksi untuk melanjutkan perang melawan Hutsi dan gudang rudal balistiknya saja. Lebih dari itu, Pompeo mengklaim bahwa koalisi yang dipimpin Saudi terlibat dalam perang melawan ISIS dan Al-Qaeda. Dan itu memerlukan bantuan AS, jelasnya.
Masih menurut kesaksian Pompeo, milisi Husti terkadang mengganggu pertempuran melawan Al-Qaeda. Ia juga mengatakan, kepergian Al-Qaeda dari Mukalla di Hadramaut bukan karena pertempuran, melainkan adanya transaksi pembayaran agar mereka mau angkat kaki.
Selain itu, Intercept juga menyebut bahwa Pompeo mengakui tindakan UEA di selatan Yaman. Namun pada waktu yang sama, Menlu AS itu juga mengabaikan banyak laporan yang menyebut UEA melakukan penyiksaan terhadap warga Yaman di penjara-penjara yang dikendalikannya.
Dalam kesaksiannya di hadapan Senat AS, Pompeo menyebut AS melatih angkatan udara Saudi, dan sejak 2016 membentuk tim gabungan. Menurut suksesor Rex Tillerson tersebut, hal itu dilakukan untuk menegaskan kemenangan koalisi Arab hampir diraih. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: