Namun Bin Salman juga masih bernafas dengan lega. Dukungan penuh dari sang ayah, yang tak lain adalah Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz Al Saud, masih menjadi sumber kekuatan Bin Salman. Menurut Cyril Widdershoven, situasi di Saudi saat ini memungkinkan kembali adanya penangkapan dan penahanan di Hotel Ritz-Carlton Riyadh.
Kampanye penangkapan terhadap anggota keluarga Kerajaan pernah terjadi pada tahun lalu. Sejumlah pangeran ditangkap dan ditahan di hotel Ritz-Carlton atas nama pemberantasan korupsi. Namun, para oposisi meyakini bahwa penahanan itu semata-mata adalah upaya penundukan dan pemerasan.
Menurut Widdershoven, perubahan besar di Saudi tidak akan terjadi tanpa harga yang tercermin dari instabilitas, konflik atau mungkin krisis yang menyertai.
Kecaman Internasional
Tak hanya internal, sejumlah kebijakan Saudi juga menjadi kecaman internasional. Kebijakan Bin Salman menjadi primadona bulan-bulanan media-media Barat. Sejumlah artikel yang menanggapi negatif Visi 2030 Bin Salman berhasil lolos dari meja redaksional. Selain juga kritik atas catatan Riyadh dalam hal kebebasan hak asasi manusia.
Namun begitu, Widdershoven menyebut sebagian besar kritik eksternal pada Bin Salman tidak didasarkan pada landasan yang kuat. Perubahan yang terjadi pada tatanan sosial Saudi dan prestise elite konservatif Wahabi tidak dapat diremehkan.
Widdershoven menilai, perubahan tatanan sosial yang konservatif dan sistem ekonomi yang regresif akan keras dan sulit. Dengan begitu, Bin Salman dituntut untuk merencanakan perubahan itu bersama dengan oposisi internal dan eksternal sekaligus. Selain juga tuntutan untuk menghadapi ancaman ekonomi dan finansial Saudi.
Pangeran Ahmad
Bukti adanya perselisihan internal keluarga Kerajaan terbaru adalah munculnya Pangeran Ahmad bin Abdulaziz Al Saud, yang tak lain adalah paman Bin Salman sendiri.
Seperti diketahui, saat menemui demonstran di London Pangeran Ahmad dengan tegas menyebut Raja Salman dan putranya yang harus bertanggung jawab atas situasi di Yaman. Ia juga menyarankan para demonstran untuk tidak menyeret seluruh anggota keluarga Saud untuk bertanggung jawab.
Pernyataan Pangeran Ahmad, menurut Widdershoven, tidak menimbulkan ancaman bagi eksistensi Raja dan Putra Mahkotanya. Hanya saja, itu menunjukkan bahwa oposisi internal dan ketidakpuasan atas kebijakan mereka berdua masih ada dan eksis. Bahkan sejumlah anggota keluarga penguasa pun menyadari bahwa Bin Salman masih minim pengalaman dalam mengelola negara. (whc/dakwatuna)
Konten ini telah dimodifikasi pada 10/09/18 | 22:22 22:22