Organisasi khawatir, perang berkelanjutan akan menghentikan operasional pelabuhan Hudaydah. Padahal 70% bantuan kemanusiaan ke Yaman masuk melalui pelabuhan tersebut.
Setidaknya ada 8,4 juta warga Yaman menderita kelaparan. Sebagian besar dari mereka juga hanya bergantung pada bantuan kemanusiaan.
Mantan Duta Besar AS untuk Kejahatan Perang, Stephen Rapp mengatakan, Yaman saat ini menghadapi bencana kemanusiaan yang meluas. “Saat ini Yaman berada pada tahap kritis, jika perang di Hudaydah terus berlanjut maka kondisi ini tak terelakkan lagi,” imbuhnya saat wawancara dengan Foreign Policy.
Periode Singkat
Majalah politik asal AS itu juga menyebut bahwa Griffith hanyah punya waktu sangat singkat untuk mencapai kesepakatan antara kedua pihak. Itu sebelum UEA dan sekutunya dapat merebut pelabuhan yang saat ini dikuasai Hutsi.
Ditambahkan, pemerintah AS tengah menghadapi tekanan akibat dukungannya pada Pasukan Koalisi di Yaman, meningkatnya korban serta terungkapnya penjara-penjara rahasia di bawah kontrol UEA.
Dua depatemen, luar negeri dan pertahanan, menyebut pelanggaran-pelanggaran itu ‘membingungkan’.
Namun Washington tetap mendukung Saudi dan UEA di Yaman, memudarkan kesabaran Kongres. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: