Hal itu sebagaimana yang disampaikan Menteri Intelijen Israel Yisrael Katz. Menurutnya, restu AS atas kedaulatan Israel di Dataran Tinggi Golan kini menjadi agenda utama dalam pembicaraan diplomatik.
Kepada Reuters, Katz menyebut pergerakan itu akan sangat menyakitkan bagi Iran. Dataran Tinggi Golan sendiri diakui internasional sebagai wilayah teritori Suriah.
“Saat ini waktu yang tepat untuk melakukan pergerakan semacam itu. Tanggapan paling menyakitkan untuk Iran adalah mengakui kedaulatan Israel atas Golan – dengan pernyataan dari Presiden Amerika, yang diabadikan (dalam hukum),” katanya dilansir Aljazeera, Kamis (24/05).
Israel menduduki Golan sejak mengalahkan Suriah dalam perang Arab-Israel 1967. Kemudia wilayah ini dikembalikan ke Suriah melalui sebuah perjanjian damai dengan Damaskus.
Sejak saat itu Israel mengubah taktik dan berargumentasi untuk mempertahankan wilayah. Israel berdalih pada perang saudara di Suriah dan kehadiran Iran yang mendukung rezim Bashar Assad.
Proksi Iran
Katz melanjutkan, ada syarat yang harus dipenuhi Suriah jika ingin Israel tidak campur tangan. Syarat itu adalah agar Suriah menjauh dari rezim Iran.
Ia mengatakan, “Jika (Assad) menjadi proksi Iran, maka cepat atau lambat itu akan membahayakan dirinya sendiri. Karena Israel akan menyerang Iran di Suriah.”
“Jika tidak, maka kami selalu katakan bahwa tidak tertarik untuk terlibat di sana,” pungkasnya. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: