dakwatuna.com – Ankara. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terlibat perang twit dengan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, Selasa (15/05). Pemicunya adalah pembantaian Israel terhadap massa aksi damai di Jalur Gaza.
Menurut laporan terakhir, dalam satu hari aksi pasukan keamanan Israel membunuh 60 orang warga Palestina. Selain itu, lebih dari 2000 lainnya mengalami luka-luka. Hal ini membuat pihak medis di Gaza kwalahan dan kekurangan obat-obatan.
Menanggapi hal itu, Pemerintah Turki melalui Kemenlu-nya mengusir Duta Besar Israel di Ankara. Dubes harus meninggalkan Ankara hingga waktu yang belum ditentukan.
Beberapa jam kemudian, Israel merespon balik keputusan Turki tersebut. Hal ini dilakukan dengan menutup dan mengusi Konsulat Jenderal Turki yang ada di Al-Quds.
Ketegangan Turki-Israel berlanjut. Bahkan meningkat dengan melibatkan dua orang terkuat di masing-masing pihak.
Dalam postingannya di twitter, Netanyahu menyebut Erdogan sangat memahami terorisme dan pembantaian dengan baik. Menurutnya, hal itu karena dukungan yang diberikan Erdogan kepada Gerakan Perlawanan Islam (Hamas).
Erdogan is among Hamas's biggest supporters and there is no doubt that he well understands terrorism and slaughter. I suggest that he not preach morality to us
— Benjamin Netanyahu – בנימין נתניהו (@netanyahu) May 15, 2018
Netanyahu mengatakan, “Erdogan adalah pendukung utama Hamas. Maka tidak diragukan lagi jika ia memahami terorisme dan pembantaian dengan baik. Aku sarankan agar dia tidak mengajarkan soal moralitas kepada kami.”
Seketika itu, Erdogan kemudia mentwit balik Netanyahu. Erdogan menyebut Netanyahu sebagai pemimpin negara Apartheid, yang menduduki wilayah bangsa lain selama 70 tahun. Menurut Erdogan, Netanyahu mengkritik Turki hanya untuk mengalihkan perhatian.
Netanyahu is the PM of an apartheid state that has occupied a defenseless people's lands for 60+ yrs in violation of UN resolutions.
He has the blood of Palestinians on his hands and can't cover up crimes by attacking Turkey.
Want a lesson in humanity? Read the 10 commandments.
— Recep Tayyip Erdoğan (@RTErdogan) May 15, 2018
Erdogan mengatakan, “Netanyahu adalah pemimpin negara Apatheid yang menjajah wilayah bangsa lemah selama lebih dari 60 tahun dengan melanggar resolusi PBB.”
“Tangannya berlumuran darah warga Palestina, dan tidak mungkin ditutupi dengan menyerang Turki,” imbuh Erdogan.
Sebelumnya, salah seorang pejabat Turki juga melayangkan kecaman terhadap Israel. Bahkan sang pejabat menuding Israel melakukan genosida terhadap rakyat Palestina. (whc/dakwatuna)
Redaktur: William
Beri Nilai: