Menlu Turki: Arab Saudi dan UEA Berbeda

Menlu Turki, Mevlut Covusoglu. (Aljazeera)

dakwatuna.com – Ankara. Menteri Luar Negeri Turki menyebut hubungan negaranya dengan Arab Saudi sangat baik. Menurutnya, Saudi memang sensitif terhadap sikap Turki dalam Krisis Teluk. Namun baginya, hubungan UEA lain lagi.

Dalam wawancara dengan CNN Turk, Menlu Turki Mevlut Covusoglu menyebut Saudi meminta semua pihak ambil sikap pasca Krisis Teluk. Namun Turki memilih untuk tetap netral, imbuhnya, seperti dilansir Aljazeera, Senin (07/05).

Covusoglu menambahkan, Turki menganggap antara sikap Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) tidak sama. Ia menegaskan, Abu Dhabi memiliki sikap negatif terhadap Ankara.

Hubungan Turki dengan Saudi dan UEA memang terdampak dengan terjadinya Krisis Teluk dan pemboikotan terhadap Qatar. Sebabnya karena Turki memilih netral dalam masalah tersebut. Tak ayal hal itu menimbulkan pernyataan-pernyataan kurang mengenakkan terhadap Ankara dari kedua negara.

Seperti misalnya, beberapa waktu lalu Putra Mahkota Saudi Pengeran Muhammad bin Salman Al Saud menyebut Turki satu dari tiga kekuatan jahat. Hal itu dimuat dalam laman resmi milik kedutaan Saudi di Ankara.

Beberapa waktu kemudian, Kedutaan Saudi meralat dan menerangkan bahwa yang dimaksud bukan Turki, melainkan Jamaah Ikhwanul Muslimin dan gerakan radikalis.

Sementara itu, saat bertemu dengan insan media pro-kudeta Mesir, Pangeran Bin Salman juga melontarkan kalimat serangan kepada Turki. Menurut Pangeran, Turki dan Iran serta organisasi teroris adalah musuh bagi Saudi.

Hal senada juga dilakukan oleh UEA kepada Turki. Sebagai contoh, Menlu UEA Abdullah bin Zayed menyebut kawasan Arab menghadapi ancaman dari non-Arab seperti Iran, Israel dan Turki.

Sebelumnya, Menlu UEA melalui akun twitternya juga mengunggah ujaran kebencian terhadap Walikota Ottoman di Madinah. “Mereka itu adalah nenek moyang Presiden Recep Tayyip Erdogan,” tulisnya.

Menanggapi hal tersebut, Ankara segera memanggil utusan diplomatik Emirat di Turki. Erdogan juga menyebut Menlu UEA melampaui batas dan dirusak oleh uang.

“Saat nenek moyangku membela kota Madinah Munawarah, Anda ada di mana, hai anak nakal? Anda harus jelaskan itu terlebih dahulu,” kata Erdogan saat itu. (whc/dakwatuna)

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...