dakwatuna.com – Bekasi. Dalam rangka memperingati hari solidaritas Palestina, LSM Palestina, ASPAC for Palestine bersama Universitas Islam As Syafiiyah (UIA) menggelar studium general bertemakan “Membedah Pembagian Wilayah Palestina 29 November 1947.” Senin, (28/11/2016).
Acara yang bertempat di aula As Syafiyah Pondok Gede menghadirkan pembicara Dr. Hani Awad, dosen di Universitas Islam Gaza dan Dr. Saiful Bahri, ketua ASPAC For Palestine.
Dalam kesempatan itu, Hani menjelaskan secara runut bagaimana perjuangan bangsa Palestina melepaskan diri dari penjajahan Inggris.
“Pejuang Palestina di bawah Izzuddin Al Qassam, memimpin perjuangan melawan penjajah Inggris hingga tahun 1936,” tandas dia.
“Sampai akhirnya keluarlah keputusan untuk membagi Palestina menjadi dua negara, negara Yahudi dan negara Palestina. Seperti yang terjadi pada tanggal seperti ini,” tambahnya menjelaskan proses terjadinya pembagian Palestina pada tanggal 29 November 1947.
Ia kemudian memaparkan, setelah keputusan zalim itu, Palestina dipaksa menyerahkan 55% tanahnya kepada Zionis Israel. Namun faktanya, hingga sekarang mereka mencaplok 77%, dan hanya menyisakan Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Hani kemudian menjelaskan dalam sejarahnya Al Quds pernah dibebaskan oleh Shalahuddin Al Ayyubi, yang bukan merupakan orang Arab. Ia pun berharap, akan hadir sosok seperti Shalahuddin di tengah bangsa Indonesia.
Di akhir kuliahnya, doktor alumni IIU Malaysia ini meyakinkan para peserta yaitu mahasiswa UIA, bahwa tentara nabi Muhammad kelak pasti kan kembali menyerang Yahudi yang berbuat zalim di atas tanah Palestina. Ia menutup dengan kobaran semangat, ”
Khaibar khaibar Ya Yahud, Jaisyu Muhammad Saufa Yaud.” yang artinya, “Ingatlah wahai kaum Yahudi, Tentara Muhammad akan kembali.”
(msy/dakwatuna)
Redaktur: Muh. Syarief
Beri Nilai: