Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan tidak akan tinggal diam terhadap orang-orang yang berusaha mengubah lafazh adzan, tidak akan membiarkan para pengkhianat negara yang menuduh Turki Utsmani sebagai pelanggar HAM terhadap kelompok Armenia dan Yunani sejak tahun 1453 M.

Sekelompok ilmuwan dan aktivis dunia yang berjumlah 50 orang menuntut masyarakat dunia menghentikan dukungannya kepada pemerintah Mesir hasil kudeta militer yang selalu melakukan tindakan represif terhadap para penentangnya.

Publik dikejutkan adanya informasi dari federasi sepakbola Mesir bahwa Mesir tidak mendukung Prince Ali Bin Hussein dalam pemilihan presiden FIFA, Jumat (29/5/2015) kemarin, di Zurich, Switzerland.

Tantangan tersulit yang akan dihadapi partai berkuasa, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), dalam pileg 7 Juni mendatang bukan pada menang atau kalah dalam pemilu. Demikian ditulis Haythem Kehili dalam Turk Press, Sabtu (23/5/2015) yang lalu.

Perdana menteri Turki sekaligus ketua Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), Ahmet Davutoglu, kembali menegaskan janjinya meninggalkan kepemimpinan AKP jika gagal meraih kemenangan dalam pileg Juni mendatang.

Mahinur Özdemir, muslimah berhijab pertama di parlemen Belgia, dan parlemen Eropa mangatakan bahwa ketua partainya merasa terganggu dengan dirinya yang berhijab. Hal itu untuk mengomentari keputusan memecatnya dari keanggotaan partai.

Al-jarh wa at-ta'dīl versi Syiah Dua Belas Imam dengan jelas sangat terpengaruh oleh doktrin Imamah. Hal ini menguatkan asumsi awal penulis bahwa doktrin Imamah-lah yang sejatinya memiliki peran cukup signifikan dalam mendesain seluruh ajaran Syiah, bahkan mendesain cabang dan bidang ilmu yang berkembang di lingkungan Syiah Dua Belas Imam.

Melalui akun twitternya, @aliqaradaghi, ulama fiqh ini mengatakan, “ISIS berusaha menghidupkan kerusuhan etnis antara Sunni dan Syiah. ISIS hanya akan bisa bertahan dalam suasana kacau, rusuh, dan perang.”

Partai Islah, sayap politik Ikhwanul Muslimin di Yaman, mengungkap tindakan pemberontak Syiah Hutsi yang secara sengaja menempatkan tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin yang mereka culik di posisi-posisi serangan pasukan koalisi Arab.

Seorang diplomat Iran, Amir Musawi, menyatakan bahwa Suriah akan segera dipecah. Iran, Suriah dan Irak akan membentuk pertahanan bersama untuk menghadapi pasukan-pasukan yang menghendaki jatuhnya rezim Bashar Asad.