dakwatuna.com – Irak. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyatakan bahwa tentara Turki yang ada di Irak saat ini berdasarkan permintaan dari PM Irak, Haidar Al-‘Ibady.
Sebagaimana diberitakan Aljazeera (10/12/2015), Erdogan menyebutkan bahwa tentara Turki yang berada di kamp pengungsi Ba‘asyeqah di dekat Moshil saat ini berdasarkan permintaan yang disampaikan Al-‘Ibady pada tahun 2014.
“Sekarang saya ingin bertanya kepada ‘Ibady kenapa dia tidak mempertanyakan persoalan sini (keberadaan tentara Turki) sejak tahun 2014?” ungkap Erdogan dalam wawancara dengan Aljazeera itu.
Dalam hal ini, Turki mengirimkan sekitar 150 orang tentaranya ke kawasan Ba’asyeqah untuk menggantikan satuan tentara yang ditugaskan sebelumnya melatih militer Irak di al-Basymarkah selama 2,5 tahun. Pada saat pergantian sebagaimana dimaksud, Turki juga memberikan bantuan kendaraan tank sekitar 20-25 buah.
Meskipun demikian, langkah yang diberikan Turki justeru menimbulkan ketegangan baru dengan Irak. Parlemen Irak menyatakan penolakannya dan menyebut langkah Turki itu sebagai intervensi terhadap urusan domestik Irak dan menuntut agar ditarik kembali.
Menlu Irak, Ibrahim Al-Ja’fary, dalam sebuah pernyataan juga menyatakan Pemerintah Irak memberikan tenggat waktu kepada Turki untuk menarik kembali tenteranya, dan jika tidak dilaksanakan, Irak akan mengadukannya kepada PBB dan Liga Arab.
Al-Ja’fary juga menyampaikan bahwa sejauh ini pihaknya telah melakukan langkah-langkah diplomatik kepada Turki untuk menarik kembali tenteranya yang berada di Irak. Kemlu Irak telah memanggil Dubes Turki di Baghdad untuk menyerahkan secara langsung nota protes. (rem/dakwatuna)
Sumber: Aljazeera
Redaktur: Rio Erismen
Beri Nilai: