dakwatuna.com – Rusia. Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengecam (24/11/2015) dengan keras penembakan pesawat tempurnya oleh militer Turki dan menyebut hal itu seperti ‘ditusuk di punggung oleh sekutu teroris’.
Putin memperingatkan Turki bahwa penembakan itu akan menimbulkan ‘konsekuensi serius’ terhadap hubungan Moskow dan Ankara.
Selain Putin, Menlu Rusia, Sergey Lavrov, juga membatalkan rencana kunjungannya ke Turki yang dijadwalkan pada Rabu ini (25/11/2015).
Dalam keterangan pers, Lavrov juga menuduh penembakan pesawat tempurnya tidak di dalam wilayah Turki, tetapi masih di wilayah Suriah.
Sergey juga melarang warga Rusia berkunjung ke Turki dan menyebutkan ancaman keamanan di Turki tidak lebih ringan dibandingkan Mesir, setelah peristiwa pemboman salah satu penumpangnya pada akhir Oktober 2015 lalu.
Sebelumnya Turki menyebutkan jet tempurnya telah menembak jatuh pesawat tempur Rusia setelah diberi peringatan karena memasuki wilayah udaranya secara ilegal, tetapi Rusia bersikukuh masih berada di wilayah Suriah.
Setelah kejadian tersebut Koalisi Negara-negara Atlantik Utara (NATO) menggelar pertemuan darurat membahas penembakan itu atas permintaan Turki, dan menyebutkan akan terus memantau perkembangan situasi setelah peristiwa itu.
Jatuhnya pesawat tempur Rusia ini merupakan yang pertama kalinya sejak operasi militernya di Suriah pada September 2015 lalu, memerangi kelompok-kelompok pejuang yang menentang rezim Bashar Al-Asad. (rem/dakwatuna)
Sumber: BBC Arabic
Redaktur: Rio Erismen
Beri Nilai: