dakwatuna.com – Ankara. Seiring dengan jatuhnya Khilafah Utsmaniyah, dan didirikannya Turki sebagai negara republik, tindakan penindasan dilakukan terhadap umat Islam pada umumnya di seluruh wilayah Turki.
Di mana-mana didirikan tiang gantungan untuk mengeksekusi mati. Banyak juga tokoh Islam yang ditangkapi. Karena kuat memegang ajaran Islam dan pentingnya Khilafah Utsmaniyah, etnik Kurdi menolak didirikannya Republik Turki.
Etnik Kurdi tampil dengan sikap keras menentang dijatuhkannya Khilafah Utsmaniyah. Sheikh Said Piran, misalnya, adalah tokoh agama yang melakukan revolusi untuk mengembalikan lagi Khilafah Utsmaniyah.
Sheikh Said Nursi juga melakukan hal yang sama dengan cara mengembangkan kesadaran Islam Syamil untuk membendung gelombang sekularisme.
Karena itulah, pemerintahan negara yang baru melakukan operasi-operasi militer di wlayah-wilayah Turki bagian timur. Media dikerahkan juga untuk mengopinikan bahwa Kurdi adalah etnik yang menentang dan memusuhi negara Turki.
Dibuat opini publik untuk mendiskriminasi etnik Kurdi. Hingga akhirnya benar-benar ada perpecahan antara etnik Kurdi dan etnik Turki. Apalagi dengan terjadinya kudeta-kudeta dalam peralihan kekuasan. Penguasa kudeta selalu melakukan tindakan represif terhadap kelompok yang memegang teguh agama, terutama dari etnik Kurdi. (msa/dakwatuna)
Konten ini telah dimodifikasi pada 13/11/15 | 14:54 14:54