[caption id="attachment_76158" align="aligncenter" width="618"] Ilustrasi (tribunnews.com)[/caption] dakwatuna.com - Oleh: Mufidah (Siswi SMPIT INSAN MANDIRI Kalisari Kelas 7 Ibnu Rusdy, yang telah hafal 30 Juz Al-Qur’an) Kepada yang kakak cintai, Adik-adikku di Palestina. Bismillahirrahmaanirrahiim… Adik-adikku yang sangat kucintai karena Allah, aku tahu perasaanmu. Aku tahu masa-masa kehidupanmu selama ini… Adik-adikku… Ketahuilah..Dik, kakak di sini selalu mendo’akanmu. Kakak selalu bertekad, agar jasad kakak bisa sampai di negerimu: PALESTINA. Kakak selalu merasakan apa yang kalian rasakan di sana. Mungkin saja….., ibumu sudah tiada, ayahmu sudah lama tak kunjung bertemu denganmu, kakakmu yang mungkin sudah syahid atau bahkan adikmu sudah terkena tembakan dari Zionis Israel. Adik-adikku… Kakak selalu memikirkanmu. Selepas sholat, kakak tak pernah lupa berdo’a kepada Allah khusus untuk kalian. Bahkan, kakak pernah bermimpi mendatangi negaramu: PALESTINA dan masjid Al-Aqsha. Kakak disini selalu cinta padamu. Adik-adikku… Saat kakak melihat video yang ditayankan di televisi rumah kakak, kakak melihat sosok mayat yang sudah tertutupi kain putih. Kakak tidak tahu itu jasad siapa? Mungkin saja salahsatu dari ayahmu yang syahid. Kakak juga menyaksikan sekolah-sekolah kalian berkeping-keping hancur. Namun, entah kenapa..? Kalian tetap mempunyai semangat yang kuat untuk menjadi Ahlullah. Kakak bangga sama kalian..!. Walaupun usia-usia kalian (mungkin) hanya sebentar. Subhanallah… Kakak benar-benar bangga…!. Adik-adikku… Kakak ingin sekali bertemu dengan kalian. Kakak ingin melihat senyum kalian. Kakak ingin menghapus butiran air mata di kedua kelopak mata kalian. Di saat malam tiba, kakak memikirkanmu, hendak tidur di manakah engkau wahai adik-adikku? Sementara, rumahmu sudah dibombardir tentara Israel. Apakah kalian bisa menampakkan senyummu padaku? Adik-adikku… Di negeri kakak, kami hidup aman nan tenteram. Kami dari pagi selalu bangun sebelum subuh dan tak lupa mendo’akanmu. Dik, tersenyumlah pada kakak. Kakak harap kamu bisa tersenyum walaupun dari belakangmu ada yang tengah mengintaimu. Adik-adikku… Kakak dengar, di negerimu banyak para mujahid yang hafal Al-Qur’an. Banyak anak-anak kecil seusia kalian menjadi penghafal Qur’an. Kakak iri padamu… wahai adik-adikku. Kakak ingin berjabat tangan denganmu. Kakak ingin berpelukan erat dan hangat pada kalian semua. Kakak selalu mengingat ... Adik-adikku… Kakak selalu mengingat negerimu. Negerimu adalah negeriku juga. Masjidmu adalah masjidkku juga. Persaudaraanmu di sana sangatlah erat dan indah. Kakak ingin merasakan pelukanmu wahai adik-adikku… Kakak tahu suasana hidupmu yang begitu gelisah, selalu diiringi jeritan & tangisan dari berbagai rumah. Rumah dan bangunan di sana hancur berkeping-keping. Sekolah runtuh, tak tersisa sedikitpun. Jeritan tangisan ibumu untuk menyelamatkan ayahmu, adikmu, kakakmu atau bahkan dirimu dari serangan Zionis Israel. Adik-adikku… Suara indah darimu yang terdengar di negeri kakak (Suara indah bacaan ayat suci Al-Qur’an). Kakak merasa sedih dan sempat meneteskan air mata yang deras saat tahu keadaanmu di sana. Walaupun kita berbeda Negara nan jauh, tetapi kakak tetap merasakan bahwa kalian sedang berada di sampingku. Adik-adikku… Kakak pernah bertemu dengan salahsatu dari ibumu di sini. Kakak berjabat tangan dan dipeluknya. Kakak merasakan sekali hangatnya pelukan itu. Kakak merasa bagian dari kalian. Adik-adikku… Bersabarlah, kakak tahu senjatamu sedikit. Tetapi kalian bersama Allah. Kalian memiliki hafalan Al-Qur’an. Hafalan Qur’anmu bisa dijadikan senjata di dunia dan akhirat. Kakak tahu kehidupanmu di pagi hari, dimana kamu tidak dapat sarapan dengan makanan lezat & nikmat seperti teman-teman kakak di sini. Adik-adikku… Kakak cinta adik-adik semua karena Allah. Kakak memiliki niat yang kuat, Insya Allah tahun ini atau tahun kapanpun kakak akan pergi umroh dan jika masih ada usia, kakak mau melanjutkan perjalanan ke Palestina. Menemui kalian, biidznillah. Adik-adikku… Di manapun kakak berada, kakak selalu mendoakanmu. Walaupun kalian jauh dimata, tetapi dekat di hati. Kakak rindu kalian….. Kakak cinta kalian, karena Allah. (sbb/dakwatuna) [caption id="attachment_76161" align="alignnone" width="150"] Mufidah (tengah), bersama teman-temannya[/caption] [caption id="attachment_76162" align="alignnone" width="150"] Mufidah (kiri), bersama teman-teman sekelasnya[/caption]