Adik-adikku…
Kakak selalu mengingat negerimu. Negerimu adalah negeriku juga. Masjidmu adalah masjidkku juga. Persaudaraanmu di sana sangatlah erat dan indah. Kakak ingin merasakan pelukanmu wahai adik-adikku… Kakak tahu suasana hidupmu yang begitu gelisah, selalu diiringi jeritan & tangisan dari berbagai rumah. Rumah dan bangunan di sana hancur berkeping-keping. Sekolah runtuh, tak tersisa sedikitpun. Jeritan tangisan ibumu untuk menyelamatkan ayahmu, adikmu, kakakmu atau bahkan dirimu dari serangan Zionis Israel.
Adik-adikku…
Suara indah darimu yang terdengar di negeri kakak (Suara indah bacaan ayat suci Al-Qur’an). Kakak merasa sedih dan sempat meneteskan air mata yang deras saat tahu keadaanmu di sana. Walaupun kita berbeda Negara nan jauh, tetapi kakak tetap merasakan bahwa kalian sedang berada di sampingku.
Adik-adikku…
Kakak pernah bertemu dengan salahsatu dari ibumu di sini. Kakak berjabat tangan dan dipeluknya. Kakak merasakan sekali hangatnya pelukan itu. Kakak merasa bagian dari kalian.
Adik-adikku…
Bersabarlah, kakak tahu senjatamu sedikit. Tetapi kalian bersama Allah. Kalian memiliki hafalan Al-Qur’an. Hafalan Qur’anmu bisa dijadikan senjata di dunia dan akhirat. Kakak tahu kehidupanmu di pagi hari, dimana kamu tidak dapat sarapan dengan makanan lezat & nikmat seperti teman-teman kakak di sini.
Adik-adikku…
Kakak cinta adik-adik semua karena Allah. Kakak memiliki niat yang kuat, Insya Allah tahun ini atau tahun kapanpun kakak akan pergi umroh dan jika masih ada usia, kakak mau melanjutkan perjalanan ke Palestina. Menemui kalian, biidznillah.
Adik-adikku…
Di manapun kakak berada, kakak selalu mendoakanmu. Walaupun kalian jauh dimata, tetapi dekat di hati. Kakak rindu kalian….. Kakak cinta kalian, karena Allah. (sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: