dakwatuna.com – Wamena. Kerukunan antar umat beragama paska tragedi pembakaran masjid di Tolikara menjadi harapan banyak pihak.
Demi mewujudkan hal tersebut, Ketua Tim Komiter Umat (Komat) Tolikara Ustadz Fadhlan Garamathan menilai perubahan nama masjid bukan masalah dan merupakan hal positif.
“Yang penting kerukunan umat selalu tetap terjaga ke depannya,” kata Ustaz Fadhlan, dikutip dari republika.co.id, Selasa (22/9/15).
Karena itu, pihaknya akan melihat secara langsung perkembangan keamanan di sana. Apakah betul, perdamaian dan kerukunan umat beragama telah dijaga dengan baik.
“Ini kali kedua, saya datang. Saya ingin lihat upaya perdamaian yang sudah dilakukan akan membuahkan hasil,” kata dia.
Pada kunjungan kedua ini, Tim Pencari Fakta (TPF) Komat untuk Tolikara bersama LAZIS Ar-Rahman AQL Islamic Center, pada Senin (21/9/15) malam berangkat dari Bandara Soekarno Hatta menuju Kabupaten Tolikara untuk menyalurkan hewan kurban sebanyak 16 ekor sapi.
“Kita ingin katakan, Idul Adha itu berkah bagi masyarakat Tolikara. Karena itu, akan dibagikan daging kurban tak hanya kepada umat Islam tetapi juga non-Muslim,” kata dia.
Peresmian masjid baru Tolikara rencananya akan dihadiri oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Rabu (23/9/15) esok. (Mensos akan Resmikan Nama Baru Masjid Tolikara)
Masjid Baitul Muttaqin yang dibangun kembali, akan diganti namanya menjadi Masjid Khoirul Ummah.
Dari perkembangan terakhir, pembangunan masjid sudah selesai dilakukan. Pada Idul Adha nanti, masjid ini sudah bisa digunakan umat Islam di Tolikara.
Dikutip dari viva.co.id, pembangunan masjid Tolikara sendiri telah dimulai sejak 24 Juli 2015 ditandai dengan peletakkan batu pertama oleh Mendagri Tjahjo Kumolo.
Masjid akan dibangun di atas lapangan voli, tanah milik Koramil Karubaga Tolikara atas perintah Pangdam Cendrawasih Franssen G Siahaan. (sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: