dakwatuna.com – Riyadh. Imam dan khatib Masjid Ar-Rash’ah, Syaikh Muhammad Az-Zaidani, lebih memilih membaca Al-Quran tanpa meniru gaya bacaan para imam terkenal, atau mengikuti jenis suara imam yang disukai. Membaca Al-Quran dengan gaya dan suara natural lebih bisa mendatangkan suasana khusyuk.
Menurutnya, seperti dilansir Al-Watan, Selasa (7/7/2015), suara yang merdu adalah karunia dari Allah Taala. Suara seorang imam yang merdu juga sering menjadi kunci yang bisa membuka pintu-pintu hati para makmum sehingga terhubung dengan Allah Taala. Hal ini seperti dicontohkan Rasulullah SAW. yang memuji bacaan Abu Musa Al-Asy’ari.
Karena itu, Az-Zaidani menasihatkan, “Hendaknya para imam tidak meniru gaya tilawah imam yang lain. Meniru bacaan dan suara akan menghilangkan kemerduan dan kekhasan suaranya. Seorang imam hanya dituntut untuk benar tajwid dan tartilnya, tidak untuk memaksakan diri dengan gaya tertentu.”
Saat ini banyak jamaah ingin dirinya menjadi salah satu imam Masjidil Haram. Masjid Ar-Rash’ah pernah kedatangan para pejabat lembaga amar makruf nahi munkar. Setelah mendengar khutbah dan tilawah dalam shalat Jumat, rombongan ulama tersebut mengunjungi rumahnya, dan sempat mengatakan, “Jika keputusan di tanganku, aku ingin sekali engkau menjadi salah satu imam di Masjidil Haram.” (msa/dakwatuna)
Sumber: Al-Watan
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: