dakwatuna.com
Mengasong pesona, pada berjuta mata
Berharap semua, memuji indah ciptaan-Nya
Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar
Puja puji tiada henti, telah lama dinanti-nanti
Luruskah ucapan memuji Tuhan?
Atau setan tengah menjerumuskan?
Hai!
Tenanglah tak usah banyak bicara,
Masalah hati siapa bisa menerka,
Kita hukumi yang zhahir saja!
Hai!
Urusan bathin biarkan saja,
Bersih atau ternoda, bukan urusan kita,
Hai!
Sekarang nikmati saja!
Pandangi saja!
Biarkan syahwat menggelora!
Puaskan hari ini!
Mumpung ukhti masih suka selfie
Setan memang haus pujian
Syahwat berbalut, dikejar puja puji saling bersahut
Berahi meninggi, menatap wajah ukhti
Oooh indah parasnya
Menggoda senyumnya
Ukhti shalihah, kekasih setan
Istri idaman, wasilah kemaksiatan
Jangan tersinggung shalihah
Bercerminlah, dan tatap wajahmu yang indah
Kerudung rapi yang menutupi
Wajah suci karunia ilahi
Wallahi! Jangan kau nodai!
Lihatlah, jutaan mata berhasrat bejat yang memandangi!
Jangan kau biarkan!
Foto dirimu bebas bertebaran
Membuat lelaki tak kuasa menundukkan pandangan
Mata yang lapar kecantikan,
Telinga yang haus pujian,
Oooh Ukhti… Ini perlu diakhiri…
Membiarkan fitnah datang bertubi-tubi
Namun apa yang terjadi,
Ukhti mulai (suka) selfie (lagi dan lagi)
Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya
Beri Nilai: