dakwatuna.com – Jakarta. Penolakan atas kehadiran imigran Muslim Rohingya yang mendarat diberbagai Negara di Asia membuat nasib mereka semakin tidak menentu.
Imigran yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dengan bermacam-macam usia itu telah berhari-hari terapung ditengah lautan sebelum akhirnya sampai didaratan.
Bukan tanpa sebab para imigran Rohingya memberanikan diri dengan segala keterbatasan perlengkapan menyeberangi lautan. Mereka dengan sangat terpaksa keluar dari wilayahnya sebab sudah tidak ada lagi jaminan keamanan bagi mereka. Penganiayaan dan pembunuhan terus menimpa umat Muslim minoritas di Myanmar itu.
Atas peristiwa tersebut Sekjen Persatuan Pelajar dan Mahsiswa Islam Asia Tenggara (PEPIAT) Puji Hartoyo meminta Negara-negara ASEAN serius membuat solusi. “terus terang fenomena Rohingya merupakan tragedi kemanusiaan yang sangat memprihatinkan, ASEAN harus mengambil sikap tegas”.
Seringnya terulang tragedi Rohingya yang memakan korban jiwa menandakan fungsi koordinasi ASEAN tidak bekerja dengan baik. “Peristiwa demi peristiwa di Rohingnya menandakan kelembagaan ASEAN tidak efektif dalam berkoordinasi. Kalau seperti ini terus bubarkan saja ASEAN” kata Puji yang juga Ketua Umum PB HMI-MPO
Indonesia sebagai Negara berpenduduk Islam terbesar di ASEAN bahkan dunia tidak boleh menutup mata. Indonesia harus mengambil langkah solutif terhadap peristiwa yang terjadi dibagian wilayah Myanmar tersebut.
“Kami berharap kepada pemerintah Indonesia untuk menerima imigran Rohingya sementara waktu seraya melakukan upaya rekonsiliasi perdamaian untuk Rohingya di Myanmar” ucap Puji menutup keterangan persnya. (sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: