dakwatuna.com
Wahai anakku; anak-anak Indonesia…
Kuucapkan salam dari lubuk hati yang paling dalam. Kusempatkan menorehkan pena untukmu wahai penerus generasi. Kutuliskan ini ketika hari menjelang senja tatkala lampu-lampu malam mulai menyala. Kutorehkan tinta ini di cuaca yang tak menentu. Kadang hujan kadang pula turun salju. Mungkin itu tak kau dapatkan di tempatmu saat ini.
Wahai anakku; anak-anak Indonesia…
Semoga salam ini menjadi penyemangat, di tengah jiwa yang mulai menggeliat. Semoga salam ini bisa membuka mimpi tatkala dirimu mengeluh tak mungkin. Semoga salam ini menjadi cahaya di tengah gelap gulita.
Wahai anakku; anak-anak Indonesia…
Teruslah berjuang menuntut ilmu walau rintangan menghadapi. Teruslah berlari hingga kau letih walau ragamu mengelu perih. Dan teruslah bermimpi untuk menjadi yang lebih baik.
Salam tulus untukmu wahai sang pewaris ilmu.
—
Glasgow, 30 April 2015
Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya
Beri Nilai: