dakwatuna.com – Jerman. Kopilot pesawat Germanwings yang jatuh di pegunungan Alpen tampaknya ingin ‘menghancurkan pesawat’, seperti disampaikan para pejabat Prancis.
Jaksa Marseille, Brice Robin, mengutip informasi dari kotak hitam perekam suara di kokpit dan mengatakan kopilot sendirian di dalam ruang kendali itu.
Sebagaimana dilansir BBC (27/3/2015), kopilot secara sengaja mulai menurunkan pesawat ketika kapten pilot terkunci di luar kokpit. Kopilot bernama Andreas Lubitz itu masih hidup sampai pada hantaman terakhir ketika pesawat jatuh ke darat.
“Kami mendengar pilot meminta pilot kedua untuk mengendalikan pesawat dan kami mendengar pada saat yang sama suara kursi digerakkan ke belakang dan suara pintu ditutup,” tutur Robin kepada para wartawan.
“Pada saat itu, kopilot mengendalikan pesawat sendirian dan menekan tombol sistem pengawasan penerbangan untuk mengambil tindakan menurunkan pesawat. Tindakan untuk mengendalikan ketinggian ini hanya bisa dilakukan secara sengaja,” jelasnya.
Pesawat Airbus A320 dengan perjalanan dari Barcelona ke Dusseldorf itu jatuh di pegunungan Alpen Perancis dan seluruh 150 orang di dalamnya tewas.
Sebelumnya koran The New York Times mengutip seorang penyidik yang tidak disebutkan namanya bahwa salah seorang dari pilot -tidak jelas apakah kapten pilot atau pilot pembantu- ke luar dari kokpit namun tidak bisa masuk kembali.
Direktor Badan Penyelidik Penerbangan Prancis, Remi Jouty, mengatakan analisis menyeluruh dari kotak hitam perekam suara di kokpit membutuhkan waktu berminggu-minggu atau beberapa bulan. Hingga saat ini, tambah Jouty, kotak hitam kedua yang merekam data penerbangan masih belum ditemukan.
Sejauh ini, Lufthansa, induk perusahaan Germanwings, belum mengumumkan nama kedua pilot namun disebutkan kopilot bergabung dengan Germanwings pada September 2013, langsung setelah pelatihan dan memiliki 630 jam terbang. (bbc/islammemo/rem/dakwatuna)
Redaktur: Rio Erismen
Beri Nilai: