dakwatuna.com – Jakarta. Diera modern seperti sekarang ini, metode dakwahpun turut berkembang dengan memanfaatkan berbagai media yang ada, salah satunya Media sosial (Medsos) seperti Facebook maupun Twitter.
Namun berdakwah di media sosial juga membutuhkan para dai yang profesional, bukan semata menyebarluaskan isi Alquran dan hadist.
“Namun, orang yang berdakwah di media sosial harus orang yang profesional di bidangnya. Dibutuhkan dai beneran, bukan dai abal-abal untuk dakwah kepada masyarakat,” kata Ketua Komisi Fatwa MUI Prof Hasanuddin AF, dikutip dari ROL.
Terkait tingkat efektivitas dakwah di media sosial seperti Facebook maupun Twitter, menurut dia, tergantung pada tingkat atraktifitas konten materi yang dijadikan bahan dakwah.
“Tapi kalau dakwahnya tidak dibaca audiens, apalagi direspon, ya jadi tidak efektif,” paparnya.
Jika dakwah di Media Sosial bisa dimanfaatkan secara maksimal, maka penyebaran nilai-nilai islam akan semakin luas menjangkau lapisan masyarakat. (ROL/sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: