dakwatuna.com – Jakarta. Langkah Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jendral Perhubungan Udara membekukan sementara izin rute penerbangan Indonesia Air Asia Surabaya-Singapura mendapat dukungan dari pengamat penerbangan, Arista Atmadjati.
Menurut Arista, pembekuan ini penting mengingat banyaknya kejanggalan yang ditemukan selama proses investigasi berlangsung.
“Sambil menunggu rekonstruksi, ada baiknya memang dibekukan,” kata Arista dikutip dari ROL, Jumat (2/1/15).
Masih menurut Arista, keanehan yang ditemukan selama proses investigasi berlangsung. diantaranya, laporan dari BMKG bahwa Air Asia tak mengambil data secara langsung. Namun, apakah pihak Air Asia mengambil atau tidak, hal tersebut masih menjadi tanda tanya.
“Tapi ini wajib. Kalau tak mengambil, berarti ground handling. Itu (masih) kejanggalan,” ujarnya.
Tak hanya itu, majunya jadwal penerbangan dipertanyakan oleh Arista. Karena banyak penumpang yang terlambat, bahkan lebih dari 10 orang. Artinya, menurut Arista, penerbangan ini seperti dipaksakan. “Kenapa? Kan itu terlalu pagi,” lanjutnya.
Dikatakannya, sangat jarang sebuah maskapai penerbangan memajukan jadwal penerbangan. Memang hal tersebut sesuai kebutuhan dari sebuah maskapai.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan mengambil langkah tegas dengan membekukan sementara izin rute penerbangan Indonesia Air Asia Surabaya-Singapura. Ketentuan ini terhitung sejak hari ini, Jumat (2/1/15), sampai ada hasil evaluasi dan investigasi terkait kecelakaan pesawat Air Asia QZ 8501. (ROL/sbb/dakwatuna)