dakwatuna.com - Afghanistan. Sebuah laporan pemerintah AS menyebutkan bahwa program pemberantasan narkotika di Afghanistas gagal, meskipun AS telah membantu menggelontorkan dana sebesar USD 7 miliar.
Dalam hal ini, AS membantu program tersebut setelah meyakini keuntungan perdagangan barang haram itu digunakan untuk berbagai kegiatan terorisme di Afghanistan, sebagaimana diberitakan Islam Memo (23/10/2014).
Area pertanian tanaman opium di negara yang disebutkan sebagai penghasil 80% opium dunia tersebut mengalami penambahan dan semakin luas pada tahun kemarin dari sebelumnya 193 ribu hektar menjadi 209 ribu hektar.
Sebagai contoh, laporan sebagaimana dimaksud menyebutkan daerah Nangharhar yang sempat dinyatakan bebas opium oleh PBB tahun 2008, namun tahun 2012-2013 produksi tanaman tersebut naik empat kali lipat.
Petinggi Kementerian Pertahanan AS yang menanggapi laporan tersebut menyatakan kegagalan tersebut disebabkan juga oleh ketidakseriusan pemerintah Afghanistan selain faktor-faktor dari rakyat Afghanistan sendiri seperti kemiskinan, korupsi, dan aktivitas terorisme. (islammemo/rem/dakwatuna)
Redaktur: Rio Erismen
Beri Nilai: