dakwatuna.com – New York. Presiden kudeta Mesir, Abdul Fattah As-Sisi, meminta kepada tim media yang menyertainya ke New York untuk tidak meragukan apa yang telah terjadi. Tragedi yang terjadi selama dua tahun terakhir memang harus terjadi.
Seperti diberitakan Ajil Post, Ahad (28/9/2014) hari ini, As-Sisi berkata kepada para awak media, “Kalian jangan meragukan apa yang telah terjadi. Tahun-tahun lalu Mesir memang mengalami perpecahan dalam masyarakat. Oleh karena itu kami ingin seluruh Mesir kembali bersatu.”
Tentang tanggapannya atas pidato yang disampaikan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di PBB, As-Sisi mengatakan, “Ketika kecil, kadang aku dipukul. Saat itu kukatakan kepada orang-orang yang memukul, ‘Setelah aku besar, akan kupukuli kalian.’”
Dalam pidatonya di depan majelis umum PBB Rabu (24/9/2014) yang lalu, Erdogan menuntut PBB untuk mendukung demokrasi, dan tidak mengakui pemerintahan yang terbentuk dengan membunuhi ribuan orang. Di luar dugaan, Erdogan juga mengangkat simbol R4BIA sambil mengatakan bahwa di Mesir, seorang presiden hasil pilihan rakyat digulingkan melalui kudeta militer. Ribuan orang yang menuntut kembalinya presiden sah bahkan dibunuhi. Walaupun demikian, PBB dan negara-negara demokrasi hanya bisa menonton, dan orang yang melakukan kudeta itu kini malah ditetapkan sebagai presiden sah. (msa/dakwatuna)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: