dakwatuna.com – Jakarta. Penampilan terakhir Timnas U-19 pada Piala Hassanal Bolkiah 2014 di Brunei, Senin (18/8/14) kembali menunjukkan performa tim yang sebenarnya.
Setelah tampil buruk pada empat laga sebelumnya, pada laga kontra Singapura kali ini anak-anak asuh indra Sjafri tampil dengan karakter yang selama ini kerap mereka peragakan.
Walau banyak menampilkan pemain-pemain yang kerap tampil lewat bangku cadangan, namun skenario yang di terapkan pelatih mampu diperagakan dengan sangat baik dan efektif.
Dimas Drajat yang tampil sejak menit awal benar-benar menjadi momok menakutkan bagi barisan pertahanan Singapura. Tak tangung-tanggung, empat gol berhasil dilesakkan Dimas guna membawa Indonesia unggul 6-0. Sementara dua gol lainnya disarangkan lewat aksi Ilham Udin Armayn dan tendangan cantik Paulo Sitanggang.
Sejak menit-menit awal hingga pertandingan berakhir, Tim Garuda Muda terus menekan pertahanan Singapura U-21 baik dari sisi sayap maupun tengah lapangan.
Bahkan memasuki babak ke-2, pelatih Indara Sjafri menginstruksikan pemain untuk melakukan tendangan-tendangan jarak jauh guna mengasah kemampuan pemain melakukan sepakan dari luar kotak pinalti. Hasilnya, gol penutup Paulo Sitanggang lahir dari tendangan dari luar kotak pinalti.
Walaupun menang telak dengan enam gol tanpa balas, peluang Timnas U-19 untuk maju ke babak selanjutnya sudah tertutup seiring hasil buruk yang di petik pada empat laga sebelumnya.
Sepulangnya ke tanah air, pelatih Indra Sjafri bakal menghadapi sidang dalam forum evaluasi yang disiapkan Badan Tim Nasional (BTN) melalui tim High Performance Unit (HPU) menyusul hasil buruk pada ajang Hassanal Bolkiah Trophy 2014.
Apapun hasil yang dipetik anak-anak muda ini, hendaknya dapat ditanggapi secara bijak mengingat masa depan mereka masih panjang dan dibutuhkan waktu dan kesempatan yang lebih baik lagi. (sbb/dakawatuna)