dakwatuna.com – Menyalakan lilin peradaban
Membutuhkan asa yang tak berkesudahan
Ia dipetik dari tetesan keringat
Ia dirajut dari langkah-langkah terhormat
Kadang jiwa kita mengeluh, meradang dan termangu
Mengapa generasi ini begitu lama?
Kapan harapan itu terkuak dari lingkaran hitam
Kapan?
Kami mengeluarkan kata yang tak terhitung
Kami menaiki tangga yang tak tertatih
Entah sudah berapa tinta yang kami habiskan
Entah sudah berapa waktu yang kami hamparkan
Kami lupa….nalar dalam sunyi
Sampai kami terbangun dengan kata
Nahnu Duat Qabla Kulli syay’i
(Kami adalah da’i sebelum atau menjadi apapun)
Fa inna ma’al ‘usri yusran, inna ma’al ‘usri yusran
(Sesungguhnya di balik kesulitan ada kemudahan)
Sampai kami gembira karena janji-Nya
Khairukum man ta’alamal Qur’an wa ‘allamah
(Yang paling baik di antara kamu adalah yang belajar al-Quran dan mengajarkannya)
Lalu, mengapa hati harus tertaut?
Pada semangat yang penuh takut
Lalu, mengapa nalar berhenti?
Pada inovasi yang tak kenal mimpi
Kobarkan semangat itu ya Ikhwatii…
Karena engkau adalah pahlawan yang tak lelah jemu
Lejitkan…Pekikkan
Agar bangsa ini tahu bahwa engkau insan yang tak semu