‘Alimul Mujahid

Para Mujahid di suriah sedang membaca Al-quran ditengah perang yang berkecamuk (Foto: cdn.ar.com)

dakwatuna.com – Jalan Dakwah seringkali menuntut seseorang untuk sibuk memegang amanah orang lain. Pada tahap inilah, setiap da’i diuji keikhlasannya. Sehingga tak ayal, jika daya dorong kerja seseorang sering mengendur. Karenanya ada 3 syarat untuk menjaga daya dorong kita dalam mengarungi medan juang:

1. Fokus

Jangan maknai fokus hanya sekedar melihat satu titik. Tapi maknailah fokus sebagai titik tolak penyaluran konsentrasi yang ada. Bagaimana integrasi antara energi, ide, dan sumber daya dapat berjalan beriringan. Karena fokus memberi efek pengganda pada hasil kerja.

2. Ikhlas

Beramal hanya untuk Allah ialah sebaik-baiknya penyerap moral. Rasa kecewa, sedih, dan gundah dalam perjalanan, dapat diserap ketika keikhlasan itu tertanam di dalam dada manusia. Karena orientasinya bukan pada hasil, tetapi pada proses. Keimanannya kepada Allah semakin mantap. Karena ia yakin, bahwa nafas saja pun pasti dihitung.

3. Fastabiqul Khairat

Kompetisi membuat manusia berpacu. Keinginan menang dalam sebuah kompetisi pun tertanam dengan sendirinya. Maka timbulah kesadaran untuk selalu meningkatkan kapasitas diri. Karena berlomba-lomba dalam kebaikan ialah investasi terbaik untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

Jika ketiga karakter ini tertanam, maka kebaikan akan mengisi kekosongan hidup, kebermanfaatan akan terus menjalar dan produktivitas tidak akan lapuk termakan zaman. Memang, itulah alasan logis mengapa pejuang dakwah harus memiliki ilmu dan ghirah (semangat). Karena disinilah esensi dasar ‘Alimul Mujahid (Seorang berilmu yang terus berjihad). Ketiga hal tersebut pulalah, yang membuat ‘Alimul Mujahid bisa terus eksis. Sehingga keberadaannya selalu mendatangkan keberkahan untuk banyak orang. Semoga Allah meridhai jalan kita semua.

Mahasiswa Hubungan Internasional, FISIP UIN Jakarta.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...