dakwatuna.com – Kediri. Relawan yang membantu korban meletusnya gunung Kelud khususnya di wilayah Kecamatan Ngancar dan Puncu, Kabupaten Kediri sepakat membentuk Komunitas Peduli Lingkungan.
Wanto, warga desa Puncu mengatakan bencana telah menguatkan kebersamaan dan kepedulian warga. “Potensi ini harus dilestarikan dan dikembangkan. Ini yang mendasari pembentukan komunitas ini,” katanya.
Hari Minggu (27/4/2014), mereka menggelar pelatihan di desa Margo Urip yang diikuti 58 orang yang mewakili 5 desa terdampak erupsi Kelud dari Kecamatan Ngancar. Sementara di Puncu digelar Rembuk Warga yang diikuti 53 peserta yang berasal dari enam desa.
PKPU sebagai lembaga yang membangun posko kemanusiaan di Puncu (Kediri) dan Ngantang (Malang) menyambut baik pembentukan komunitas mantan relawan.
Komunitas sosial, lintas agama & non Politik. Komunitas ini bersifat terbuka bagi siapapun yang punya kepedulian terhadap lingkungan. Kata Wanto.
“Sangat jarang pascabencana timbul inisiatif membentuk komunitas peduli. Ini jadi pintu masuk efektif program rehabilitasi dan pemberdayaan masyarakat pasca bencana secara berkesinambunvan. Baik itu oleh masyarakat setempat atau bermitra dengan pihak lain,” kata Bram dari PKPU.
Selama tiga pekan terakhir ini, korban meletusnya gunung kelud telah melaksanakan aktivitas seperti sedia kala. Ini membuat posko-posko relawan Kelud mulai kosong.
Sejumlah alat berat dan pengangkut material erupsi maupun suplai air bersih sudah mulai jarang terlihat. Sudah Relawan juga sudah jauh berkurang.(bram/kis/pkpu/sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: