dakwatuna.com – Baghdad. Lembaga Ulama Muslimin di Irak meminta masyarakat dunia untuk turut bertanggung jawab menghentikan sikap keras Amerika Serikat yang terus menyuplai pemerintah Nuri Al-Maliki dengan senjata untuk membantai rakyatnya sendiri.
Hal itu disampaikan dalam keterangan pers yang dikeluarkan Sabtu (26/4/2014) kemarin. Dalam keterangan itu, disebutkan bahwa sejak tahun 2003 hingga sekarang Amerika masih menjajah Irak. Bentuk penjajahannya saat ini memberikan bantuan kepada koalisinya dengan senjata yang digunakan untuk membantai rakyat yang terzhalimi.
Hal ini, menurut para ulama, adalah hal yang sangat menyakitkan karena dilakukan oleh negara besar yang telah mengklaim dirinya sebagai pemelihara keamanan dan kedamaian dunia. Namun kenyataannya, Amerika tidak menghormati konvensi internasional; Amerika telah membawa Irak kepada masa depan gelap yang tidak menghormati hak, keadilan dan kemanusiaan.
Media-media Irak beberapa waktu yang lalu memberitakan bahwa pemerintah Irak baru saja menerima 14 juta misil, dan 7 ribu senapan. Bahkan Juli mendatang, akan segera tiba beberapa pesawat F16. Berita kedatangan bantuan senjata ini dikeluarkan bersamaan dengan operasi pemerintah Maliki yang dilakukan besar-besaran kepada rakyatnya di Anbar dan beberapa provinsi lainnya. (msa/dakwatuna/almoslim)