dakwatuna.com
Terbungkang mulut yang semula menganga
Mengicau seisi belantara hutan yang menjadi tanda
Diri tak lagi punya harga
Kau coba semai rerumputan yang tak kau tanam
Adalah padi menguning tak kau syukuri
Jemari telunjuk mengesakan Tuhan setiap sembahyang
Tetapi hati entah ke mana berlari
Engkau bukanlah ilalang apalagi binatang jalang
Tapi orang terpandang
Di setiap lobi kampus dan jalanan orang mengenalmu
Sebagai orang terpandang nan dermawan
Kerja-kerja tanpa pamrih kau lakukan, siang dan malam
Adakah ikhlas di hati kau tanamkan?
Sedang orang mengenalmu sebagai terpandang nan dermawan
Murah senyum dan rajin mengaji
Pandai berdakwah dan menjaga diri
Hati,
Ke mana engkau akan berlari?
Saat tangan dan kaki mulai dimintai bersaksi
Ilahi Rabbi tak mungkin engkau dustai
Setiap matahari sepenggal naik engkau sudah pergi, setiap hari
Mendatangi sekian tempat dan wajah yang mengharapkan manfaat darimu
Kemudian saat jalanan sudah mulai sepi, engkau kembali
Menyusuri telaga kecil di sepanjang Selokan Mataram, Yogyakarta
Mengurai cerita tanpa henti
Engkau orang terpuji
Benarkah?
Benarkah engkau bekerja untuk ilahi rabbi?
Benarkah?
Benarkah engkau menebar kebermanfaatan yang selaksa embun dibagi hari
Putih dan suci
Ah,
Aku mulai tak peduli
Aku hanya ingin bersenda gurau denganmu lagi
Layaknya angsa di tepian danau yang berebut air untuk minum dan mandi
Bermanja seraya bertukar cerita
Saling memberi nasihat dan pengingat
Sahabatku,
Jangan sampai kau berlelah-lelah lagi kepayahan
Pergi petang pulang sore, mendatangi sekian banyak acara yang kau bilang agenda dakwah dan amanah jamaah
Tetapi diri tak kau peduli akan ke mana kembali
Tetapi hati tak kepada Illahi menggantungkan tujuan dan mimpi
Sahabatku,
Mari periksa hati, adakah iman dan keikhlasan
Sedang saat tangan dan kaki mulai dimintai bersaksi
Ilahi Rabbi tak mungkin engkau dustai
—
Puisi ini didedikasikan untuk sahabat di jalan dakwah yang tak hentinya bergerak memperbaiki diri, demi tumbuh dan berkembangnya Islam di Universitas Gadjah Mada, terutama kepada mereka yang menyengaja menunda kelulusannya. Semoga Allah lapangkan segala urusan