dakwatuna.com – Kairo. Yasir Gharbawi, pengamat politik dalam lembaga “Elmarsad Elaraby for Rights dan Freedom” mengatakan bahwa para pemimpin kelompok minoritas di Mesir telah membuat kesalahan yang sangat fatal ketika terjun langsung dengan nama dan lembaga mereka dalam mendukung kudeta. Mereka telah terjebak secara langsung dalam pertarungan politik. Seperti ditulisnya dalam situs elmarsad.org, Rabu (12/2/2014) hari ini.
Gharbawi menyatakan, walaupun bertujuan untuk mengamankan diri dari kekuasaan kelompok mayoritas, tapi sikap seperti itu bisa menyulut terjadinya perang saudara antar kelompok keagamaan. Kalau hal itu terjadi, maka yang rugi adalah mereka sendiri.
Gharbawi memberikan alasan bahwa kalau persaingan politik didasarkan pada persaingan antar kelompok agama, maka jika sebuah kelompok berhasil berkuasa dia akan melakukan hal-hal yang menggilas kelompok agama lain yang kalah. Apalagi ketika kondisi ekstremisme kuat. Oleh karena itu, Gharbawi menyarankan agar kelompok agama minoritas, dalam hal ini adalah Kristen Koptik, memilih model politik “kesepakatan bersama” dan “komunikasi kemanusiaan”, bukan menang dengan kekuatan untuk berkuasa. Karena menang-kalahnya kelompok politik akan selalu terjadi silih-berganti. Sekarang kuat, besok lemah; sekarang menang, besok kalah. (msa/dakwatuna/elmarsad)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: