dakwatuna.com – Di penghujung sore Jumat sepasang suami istri menghabiskan waktu bercengkerama di depan beranda rumah ditemani buah cinta semata wayang mereka. Pemandangan yang sejuk melihat keluarga Surga itu. Tiba tiba sang istri melontarkan pernyataan yang membuat canda tawa mereka terhenti.
“Abi, Ummi sedang jatuh cinta… sangaaaat…” jelas Ummi.
Sang suami memandang manja ke istrinya dan tersenyum simpul.
“Tapi bukan dengan abi…” tiba-tiba rekahan senyum itu memudar mendengar pernyataan lanjut istrinya. Kaget. Tapi tetap berusaha untuk tenang bertanya dengan ekspresi datar.
“Memangnya dengan siapa Ummi jatuh cinta?”
“Abi maafkan ummi ya. Ummi begitu mencintai-Nya dengan sangat. Cinta itu telah menyita perhatian, hati, dan pikiran Ummi sepenuhnya. Dan jujur ketika ummi memutuskan menikah dengan Abi satu tahun silam, sebenarnya hanya karena Dia. Ummi mencintai-Nya melebihi cinta ummi ke Abi dan buah hati kita, bahkan dengan apapun. Pernikahan kita Ummi jadikan tempat pembuktian kalau ummi benar-benar mencintai-Nya. Dan syukran ya, Abi telah membantu Ummi. Semoga ini benar adanya. Semoga Dia nerima cinta Ummi. Ummi harap begitu juga dengan Abi. Silahkan Abi jadikan “alat perantara” untuk membuktikan cinta Abi pada-Nya. Sehingga apa yang kita lakoni sampai batas waktu ini semata karena cinta pada yang sama-sama kita cintai.”
Suasana sejuk dan haru serta merta menyelubungi hati sang suami. “Semoga kau menjadi penghulu bidadari Surga, sayang. Sungguh aku takut posisiku tergantikan di Surga nanti. Tapi kuberharap ruh-ruh pencinta-Nya akan kembali disatukan di jannah-Nya. Yuk kita desain bahtera ini sebagai tempat pembuktian cinta kita yang sebenarnya.”
Senyum bidadari sang istri merekah mendengar restu dan ridha suaminya.
Redaktur: Deddy S
Beri Nilai: