dakwatuna.com – Kairo. Jamaah Anshar Baitil Maqdis (JABM) mengeluarkan pernyataan bahwa pihaknyalah yang berada di balik peristiwa ledakan bom di kantor intelijen Mesir di Provinsi Syarqiyah. Ledakan terjadi pada hari Ahad (29/12/2013) pagi kemarin.
Dalam akun twitter resminya, JABM menyatakan, “Kami umumkan bahwa ledakan di gedung intelijen di Anshah Raml (daerah di Syaqiyah) dilakukan oleh saudara-saudara kami para mujahidin. Penguasa akan melihat lagi aksi-aksi besar yang belum pernah mereka lihat, walaupun hanya dalam mimpi.”
Ahad kemarin, Kolonel Ahmad Ali, bahwa telah terjadi ledakan bom di sekitar gedung intelijen provinsi Syarqiyah. Ledakan telah merobohkan dinding bagian belakang dan gedung para personil militer. Hingga saat ini masih dilakukan identifikasi tentang bahan peledak yang digunakan dalam aksi tersebut.
JABM juga menyatakan telah melakukan aksi serupa sebelumnya, yaitu di Mapolwil Manshurah, Selasa (24/12/2013) yang silam. Dalam aksi ledakan tersebut, JABM menyatakan dilakukan dengan menggunakan bom mobil. Ledakan tersebut telah menjatuhkan 15 orang korban meninggal dan ratusan lainnya luka-luka.
Penyataan JABM ini secara tidak langsung membantah pernyataan penguasa yang menuduh Ikhwanul Muslimin berada di balik aksi-aksi “terorisme” tersebut. Apalagi Ikhwan bersama Koalisi Pro-Demokrasi Anti-Kudeta yang selalu meneriakkan slogan-slogan “silmiyah-silmiyah” untuk menyatakan bahwa aksi-aksi yang mereka lakukan bersifat damai. Dalam kesempatan yang lain, JABM juga telah menuduh Ikhwanul Muslimin dan Partai Salafi An-Nur telah menjual agama demi mendapatkan dunia. (msa/dakwatuna/islammemo)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: