dakwatuna.com – Kairo. Terjadi gelombang protes dunia Arab setelah Persatuan Sastrawan di Kairo memberikan penghargaan kepada seorang sastrawan Irak, Sa’di Yusuf. Padahal Sa’di adalah penulis puisi “Aisyah Binti Basya” yang menghina Rasulullah saw. tentang pernikahannya dengan Ibunda Aisyah ra.
Persatuan Sastrawan di Kairo ini diketuai oleh Muhammad Salmawi yang merupakan juru bicara Komisi 50 yang diberi wewenang penguasa kudeta untuk mengamandemen konstitusi.
Penganugerahan penghargaan “Naguib Mahfudh” kepada penghina Rasulullah saw. dan sahabat itu dinilai sebagai sikap yang menantang dan menyepelekan Persatuan Penulis dan Sastrawan Arab yang selama ini menunjukkan penentangan kepada sastrawan Irak tersebut.
Persatuan Sastrawan Mesir juga dinilai telah terjebak dalam pragmatisme politik, karena diketuai oleh orang yang terlibat langsung dalam pelaksanaan agenda-agenda pasca kudeta militer di Mesir. (msa/dakwatuna/twsela)
Konten ini telah dimodifikasi pada 18/12/13 | 18:59 18:59