dakwatuna.com – Kairo. Haitsam Abu Khalil, direktur Pusat Hak Asasi Manusia “Dhahaya”, menyebutkan bahwa pihak penjara Gharbaniyat melepaskan para narapidana kasus-kasus kriminal yang sudah menjalani seperempat masa tahanannya.
Kebijakan penjara itu diambil untuk menyediakan tempat bagi para tahanan yang berasal dari kalangan penentang kudeta militer. Walaupun banyak mendapat kecaman dari banyak pihak, bahkan dunia internasional, jumlah tahanan terus bertambah setiap harinya. Saat ini, ruangan penjara berukuran 4×4 meter diisi sekitar 30 orang. Sehingga untuk tidur dengan rebahan, para tahanan harus bergilir bergantian.
Menurut Abu Khalil, para preman yang dikeluarkan itu telah membuat kesepakatan dengan kepolisian untuk membantu polisi melawan para demonstran dengan melakukan tindak kekerasan.
Penguasa kudeta juga menyisihkan banyak anggaran belanja guna membangun penjara-penjara baru. Misalnya penjara Liman Gamasha, yang memakan biaya 750 juta Pound (112 milyar Rupiah). Penjara ini direncanakan akan berisi 528 sel. (msa/dakwatuna/egyptwindow/revsoc.me)