dakwatuna.com – Tacloban. Kalau sebelumnya Anda, sebagaimana ACT, belum pernah berkunjung ke Tacloban pasti tak menyangka kalau deretan tiang beton di atas lahan becek itu adalah sebuah masjid. Di tempat itu, sebelumnya berdiri masjid Abu Bakar, tempat kaum muslim Tacloban beribadah.
Badai Haiyan menggulung air laut, menghempas keras menjadi banjir deras setinggi lebih dari empat meter menyapu masjid dan bangunan lain disekitarnya.
Setinggi apa gelombang air bah dibawa badai, terkonfirmasi dengan tersangkutnya 12 jenazah di trafo listrik persis di depan masjid. Terjangan angin disertai banjir dengan arus deras ini mengakibatkan 40 warga sekitar masjid meninggal. 12 diantaranya, muslim, empat muslim lain dinyatakan hilang. Puluhan rumah yang semula dihuni jamaah masjid dan penduduk lainnya, raib tak berbekas.
Di antara tiang beton tersisa satu bangkai mobil. Di selokan di seberang jalan, malah ada tiga mobil dibiarkan terguling tanpa ada yang peduli.
Kini masjid Abu Bakar di kota Tacloban, tinggal puing dan rangka. Berwakaf untuk menegakkannya kembali, menggemakan adzan dan kesemarakan anak-anak belajar mengaji, tentu mengundang rasa syukur muslimin Tacloban. Amal jariyah Anda niscaya berlipat: memulihkan sarana ibadah di tengah mereka yang berupaya tegar seusai disapa bencana.(yus/act/sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: