dakwatuna.com
Suara Ayah
Hatiku tegang mendengar suaramu
Intonasimu menyentak jiwaku
Jiwa yang lemah jadi kuat
Jiwa yang pecah menjadi menyatu
Kata-katamu adalah pedang yang siap menebas siapa saja
Pendirianmu seperti bangunan beton yang takkan goyah
Diammu mengandung misteri
Perlu perenungan dalam memahami
Tangan Ayah
Tanganmu yang penuh kebaikan
Tanganmu menjadi perisai diriku
Tangan yang memberi tanpa mengharap kembali
Tangan yang memberi sesuap nasi
Demi anak yang kucintai
Kau pertaruhkan jiwamu untukku
Kau singkirkan pengganggu yang membelenggu
Tak peduli maut menunggu
Langkah Kaki Ayah
Melangkah tanpa keraguan
Menatap hanya satu dalam tujuan
Menjemput rezki dari ilahi
Bersyukur rezki di tangan
Berharap kepada anak semata wayang
Menjadi orang terpandang
Badai dan topan tak jadi halangan
Hujan keringat pun bisa jadi penyegar badan