Kabar duka datang dari Herve Beddeleem, Direktur Eksekutif klup basket BCM Gravelines-Dunkirk yang mengabarkan bahwa sang pelatih Bruno Metsu menghembuskan nafas terakhir pada pukul 3.30 karena penyakit kanker usus yang dideritaya.
“Dia meninggal dunia tadi malam pukul 3:30,” demikian dilaporkan AFP, dan dikonfirmasi laporan surat kabar La Voix du Nord.
“Saya sangat terkejut dengan berita ini. Bruno memiliki segalanya untuk bahagia – karir profesional yang cemerlang, uang, perkawinan yang bahagia dan anak-anaknya dan kemudian kanker merenggutnya. Itu semua sangat luar biasa,” ia menambahkan.
Perjalanan hidup Bruno memang banyak dihabiskan di dunia sepak bola. Mengawali karir di beberapa klub sepak bola ternama seperti Anderlecht, Lille, Nice serta beberapa klub lainnya. Setelah gantung sepatu, Bruno memutuskan untuk menjadi pelatih dan mengawalinya sebagai asisten manager di klub Beauvais. Setelah malang melintang melatih di klub-klub besar, akhirnya pada tahun 2012 Bruno memutuskan untuk mengundurkan diri dari karir kepelatihannya karena alasan kesehatan. Klub Divisi I Dubai, Al Wasl menjadi pelabuhan terakhirnya.
Banyak yang tidak mengetahui bahwa Bruno Metsu adalah seorang muslim. Setelah menikahi seorang muslimah, Bruno akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi ‘Abdullah Metsu’.
Pelatih dengan penampilan nyentrik, berambut panjang serta selalu berpakaian rapi ini menginggal dunia disebuah klinik di Coudekerque-Village in Northern France pada tanggal 14 Oktober 2013 lalu dalam usia 59 tahun. (sbb/dakwatuna)