dakwatuna.com – Kairo. Beberapa personil militer dan polisi menggrebek rumah Hamdi Kamal Husain, di kampung Syanthur, Bani Suwaif, Senin (23/9/2013) pagi kemarin.
Hamdi adalah seorang mantan peserta wajib pengabdian negara di kepolisian Mesir. Ketika polisi dan militer datang, Hamdi langsung melarikan diri. Namun salah seorang polisi langsung melesatkan tembakan yang mengenai bagian perutnya.
Hamdi mereka bawa dalam keadaan terluka, dan meninggal beberapa jam berikutnya. Tidak diketahui apakah dia mendapatkan perawatan atau dibiarkan meninggal kehabisan darah.
Di kesempatan yang sama, salah seorang saudara Hamdi juga tertembak mati. Dia adalah seorang ibu yang mempunyai anak baru berusia 9 bulan. Dia berada di tempat kejadian karena kebetulan sedang mengunjungi saudaranya.
Perlu diketahui, Hamdi baru saja menyelesaikan kewajiban pengabdian negaranya 20 hari yang lalu. Dia termasuk orang yang ditugaskan menjadi sniper saat pembantaian Rab’ah. Hamdi memang dikenal sebagai penembak jitu. Di kampungnya, dia dikenal sebagai pemburu burung merpati. Karena itulah penguasa militer membunuhnya dalam rangka usaha menghilangkan bukti dan saksi.
Beberapa hari ini memang Hamdi sering menyampaikan penyesalannya telah turut dalam pembantaian Rab’ah. Dia bahkan menyampaikan kesaksian bahwa dirinya terlibat dalam pembantaian (msa/dakwatuna/swefonline.com)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: