dakwatuna.com – Gaza. Faksi-faksi Palestina menuntut dihentikannya perundingan dengan Zionis dan memilih perlawanan dalam menghadapi penjajah Zionis.
Hamas menyebutkan, perundingan Oslo yang telah berlalu 20 tahun merupakan perundingan batil, sesuatu yang dibangun di atas kebatilan adalah batil. Ditegaskan bahwa rakyat Palestina tidak akan terikat dengan hasil yang dicapai perundingan ini, dan tidak akan mengakui hasil yang hanya menyerahkan tanah Palestina, tempat sucinya dan hak-hak legal nya.
Hamas menyerukan kepada gerakan Fatah untuk mengakhiri perundingan yang hanya bertujuan menghilangkan persoalan Palestina. Hamas menuntut rakyat Palestina untuk menolak proyek permukiman Zionis. Ditegaskan bahwa hak kembali pengungsi ke Palestina, adalah hak yang sakral, karena itu semua elemen Palestina harus bersatu untuk meraihnya, meski harus mengorbankan jiwa dan raga.
Hamas menegaskan, Al-Quds baik wilayah Timur dan Barat nya akan tetap menjadi milik Arab Palestina. Penjajah Zionis sengaja melakukan kekejian terhadap Al-Quds, tempat suci dan warga Al-Quds. Al-Quds akan tetap menjadi tema kemuliaan yang harus diraih dengan kekuatan.
Hal senada diungkapkan gerakan Ahrar Palestina yang menegaskan bahwa perlawanan merupakan pilihan.
Sementara gerakan Jihad Islami menyebutkan, perundingan artinya hanya menambah dan mengokohkan proyek yahudisasi. 20 tahun perundingan Oslo hanya kepahitan yang dirasakan rakyat Palestina.
Faksi-faksi Palestina menuntut dihentikannya perundingan dengan penjajah Zionis. (qm/pip/sbb/dakwatuan)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: