dakwatuna.com
Ahhh…engkau begitu cadass..
Mengartikulasi dan terburu-biru menyematkan simpul
Salah paham yang berlebihan
Berkelabat pada tafsir nalarmu,
Menggerogoti bahasa lisanmu
Mana mungkin tak ada kenangan yang aku ingat?
Justru kenangan itu adalah satu-satunya
Keabadian pada kerapuhan dan keterpisahan
dan mungkin juga keterlupaan
dalam kesengajaan sejarah,
Bukankah kenangan juga adalah
Satu-satunya petanda keberadaan
dan peradaban cinta itu sendiri?
dan tentu saja cinta dan juga rindu yang terpisah
oleh jarak pada pesisir laut Makassar…
Mana mungkin aku akan lupa?
Pada waktu dan ruang yang menggores
Jejak sangat jelas di emperan-emperan
jalan Pettarani..
Di setiap warung-warung makan yang pernah kita singgahi bersama
merekam jejak dan juga penat
yang terkadang bosan melihatku
Berdiri diatas semua kegilaan menunggu setiap hari
di atas motor butut yang menari
Mewartakan kegilaanku bersama kalian
mana mungkin aku lupa?
pada kampus dua yang kita dirikan bersama?
Yang telah menjadi saksi setiap tangis dan canda kita
Mana mungkin aku lupa dengan lagu “sayang”
Yach lagu itu telah merasuk dalam emosi kita
Yah… mana mungkin aku lupa?
tapi aku adalah pemula dalam sastra
yang tak sanggup merekamnya dalam semesta kata
tapi selama aku hidup,
Maka selama itu pula aku akan
menyimpannya dalam semesta mimpi-mimpi kita…
Yang mengabadi dalam sejarah umur manusia…
Yang telah hidup bersama persahabatan yang tak kan pernah terkikis oleh waktu
Untuk sahabatku Andi maryam idris patiroy, Marni ruru, Kartini salam, aku akan hidup bersama kenangan itu.Yakinlah kebersamaan itu akan kita ciptakan kembali masa depan indah telah menanti kita kawan!
Redaktur: Aisyah
Beri Nilai: