Pertanyaan berikutnya adalah haruskah kita mudah menyerah, ketika ujian, rintangan dan godaan menyapa ditengah perjalanan, bahkan tak sekedar menyapa namun bagai badai menghempaskan penghuninya? Seberapa dahsyatnya hempasan badai, selalu ada kata membangun kembali kebersamaan yang teramat berharga.
Duhai insan, tak adalah cinta yang sempurna, selain cinta-NYA. Namun menyempurnakan kebersamaan tahun demi tahun pernikahan adalah hal yang dapat diupayakan. Mungkin rasa syukur yang berkurang ketika pandangan kita terhadap sesosok pasangan kian memudar atau penilaian lewat seluruh pancaindera kita menjadi samar. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang tidak bersyukur kepada manusia maka ia tidak bersyukur kepada Allah SWT.”
Ketentraman dan kedamaian pernikahan hanya dapat diperoleh jika penghuninya selalu terhubung dengan Allah SWT: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram.” (Ar-Ra’d: 28). Semoga tahun demi tahun yang terus melaju, akan tetap
menyeimbangkan kendaraan pernikahan bagi penghuninya dan membawa keselamatan sampai tujuan.
Wallahua’lam
Konten ini telah dimodifikasi pada 09/06/13 | 08:16 08:16