Pendidikan Karena Orang Tua
dakwatuna.com – Pendidikan pasca SMA disebut dengan pendidikan perguruan tinggi. Pendidikan pada perguruan tinggi adalah pendidikan yang sudah terspesifikan menjadi bidang-bidang keilmuan yang akan menciptakan spesialisasi. Spesiasilasi ini akan menunjang kepada profesi atau keahlian yang sesuai. Sederhananya ini disebut dengan jurusan atau di beberapa perguruan tinggi menyebutnya departemen.
Siswa-siswi yang beruntung bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi harus memilih jurusan-jurusan yang ada di perguruan tinggi yang diinginkan. Tau atau tidak tau dengan jurusan tersebut mereka harus memilih. SNMPTN adalah tool untuk memilih jurusan tersebut.
Jurusan yang dipilih adalah penentu masa depan bagi siswa yang bersangkutan. Ada banyak alasan dalam memilih jurusan. Mayoritas memilih jurusan karena rekomendasi dari orang-orang terdekat. Syukur kalau orang-orang terdekat adalah orang-orang yang paham dalam hal pemilihan jurusan. Tapi kebanyakan orang-orang terdekat, seperti orang tua menyarankan jurusan kepada anaknya berdasarkan dari prospek jurusan yang akan dipilih. Kira-kira jurusan apa yang bisa membuat anaknya mudah untuk mendapatkan pekerjaan atau jurusan-jurusan bergengsi seperti kedokteran dan juga jurusan-jurusan lainnya yang berbau teknik dan teknolgi.
Orang tua selalu merasa pilihan yang mereka ambil adalah pilihan yang terbaik untuk anaknya. Jika memang seperti itu seolah-olah yang kuliah adalah orang tua bukan sang anak. Jika sang anak bisa menerima dan mengerti tentu tidak akan menjadi permasalahan. Namun jika sang anak tidak mau mengerti dan tidak mau diajak kompromi , alamat terjadi pertikain dan gesekan. Sang anak kuliah tidak serius dan orang tau sibuk dengan pemaksaan kehendak yang tanpa disadari telah melukai kebebesan dari sang anak.
Hal ini tersebut akibat adalah salah satu dampak dari adanya permaksaan kehendak orang tua. Orang tau terkadang tidak merasakan apa yang dirasakan oleh anaknya. Sang anak sukanya pada jurusan ini namun jurusan tersebut tidak memiliki prospek cerah maka orang tua dengan otomatis akan melarang anaknya untuk memilih jurusan tersebut. Setelah itu orang tua akan memberikan pilihan-pilihan-pilihan lain yang prospeknya lebih bagus. Ukuran dari prospek adalah materi. Materi bisa didapatkan dengan kerja. Jurusan dengan janji pekerjaan menggiurkan akan menjadi prioritas. Seorang anak yang kuliah karena kehendak orang tuanya tidak akan menikamti proses belajar yang akan dilalui. Pada akhirnya sang anak akan seperti robot karena harrus mengikuti perintah orang tua. Seorang anak juga bisa dilihat sebagai kuli yang harus bekerja sesuai dengan keiginan majikannya.
Sikap Seorang Anak
Dalam hal ini anak harus meghadapi pertempuran nilai. Perasaan yang bergekolak disertai hati yang terus galau. Orang tua selalu merasa mereka telah memberikan segalanya untuk sang anak dan sang anak harus mengikuti semua aturan orang tua karena akan menjadi hal yang sia-sia ketika sang anak melakukan perlawanan untuk mendapatkan kebebasan dalam memilih. Seorang anak yang menganut nilai-nilai agama yang kuat pasti akan mengikuti perintah orang tuanya karena membantah keinginan orang tua adalah perbuatan tercela, berdosa dan bisa masuk neraka. Namun bagi seorang anak yang benar-benar memperjuangkan apa yang diinginkan akan berusaha untuk melawan dan mengubah pandangan orang tua tentang jurusan yang akan dipilih.
Ada anak yang berhasil melawan orang tuanya dengan aksi-aksi nekat yang malah bisa berpotensi menimbulkan masalah baru. Ada juga anak yang tidak melawan orang tuanya karena cara-cara yang ditempuh. Anak ini menjawab kediktatoran orang tua dengan cara meyakinkan kalau jurusan yang diambil adalah jurusan dengan prospek yang sangat bagus. Lapangan kerjanya besar dan bisa mendatangkan penghasilan sebanyak mungkin. Dari sinilah dituntut kejelaian sang anak dalam menghadapi lingkungan dan orang-orang terdekat. Anak yang berhasil melakukannya adalah anak yang bisa mendapatkan dua hal sekaligus. Pertama, Tidak berpotensi menimbulkan gesekan antara orientasi orang tua dengan keinginan sang anak. Kedua, menjadi orang yang terbiasa dengan lobi dan diplomasi. Kemampuan-kemampuan inilah yang jarang dimiliki seorang anak. Anak yang bisa seperti itu adalah calon pemimpin besar di kampus dengan jaringan ada dimana-mana.
Anak yang bisa meyakinkan orangtuanya dalam memilih jurusan yang diminati otomatis melewati masa-masa perkuliahan dengan suka cita. Tidak ada yang menekan, tidak ada beban dan semuanya terasa enjoy. Kesenangan dengan jurusan yang dipilih membuat sang anak bisa mewujudkan apa yang diinginkan. Ada anak yang benar-benar menikmati ilmu dan ada juga yang menjadikan pendidikan di perguruan tinggi adalah tool untuk mewujudkan mimpi. Tidak ada masalah dengan apa yang diinginkan dari seorang anak dari yang namanya jurusan. Semuanya hanyalah masalah persepsi.
Gambaran Masa Depan
Apapun yang jurusan yang dipilih oleh seorang anak adalah keputusan dari dari intern anak itu sendiri. Orang tua yang baik akan memberikan terlebih dahulu penjelesan yang membangun kepada sang anak tentang jurusan yang akan di ambil. Orang tua yang baik juga harus memberikan gambaran kepada sang anak bagaimana kesudahan orang-orang yang mengambil jurusan tersebut. Dari sini sang anak secara tidak langsung telah diajari untuk berpikir dewasa oleh orang tua. Kedewasaaan dalam mengambil pilihan dan keputusan adalah modal awal yang menentukan masa depan dari seorang anak. Kedewasaan akan memebentuk keyakinan, keyakinan akan membentuk kebijaksanaan.
Ukuran kebijasanaan tidak harus diukur dengan seberapa penting keputusan tersebut bagi orang lain. Kebijaksaan yang besar lahir dari kebijaksanaan kecil yang dimulai dari masa-masa mengambil keputusan. Apapun keputusan yang diambil itu semua adalah proses pembelajaran untuk menjadi lebih baik. Orientasi dari sebuah pilihan boleh apa saja jika memang itu adalah kebijaksanaan yang terbaik.
Anak yang masuk perguruan tinggi dengan jurusan yang tidak disukai bukan berarti semuanya menjadi disalahkan. Tidak selamanya jurusan yang diminati akan memberikan dampak positif dan masa depan yang cerah. Semuanya tergantung dari cara menyikapi. Walaupun jurusan tidak sesuai minat namun pasti ada sisi positif yang bisa diambil. Soal kerja atau tidak kerja sehabis kuliah bukanlah urusan dari makluk tapi sang pencipta makluk. Jurusan yang dipilih hanyalah secuil dari kehidupan yang sangat luas. Pemaknaan akan setiap hal dilalui sungguh sangat diperlukan. Makna dari kuliah adalah mencari ilmu dan mengubah mindset. Setelah mengerti akan makna semuanya akan terasa mudah. Mimpi yang besar akan terwujudkan. Kerja dan materi dengan mudahnya akan datang sendiri.
Redaktur: Aisyah
Beri Nilai: