Mentan menambahkan, keunggulan lain produk hortikultura nusantara adalah keunikan dan keragamannya, sehingga diminati pasar dalam negeri dan luar negeri. ”Keunggulan dan keunikan produk hortikultura ini harus terus dikembangkan dengan cara memperkenalkan dan mempromosikan kepada dunia usaha maupun khalayak umum. Sebab, faktanya keunggulan dan keunikan produk hortikultura nusantara ini belum terlalu dikenal oleh masyarakat luas,” tegasnya seperti dikutip dalam situs Kementan.
Sebenarnya, lanjut Suswono, komoditas hortikultura ini mempunyai nilai ekonomis yang tinggi, sehingga usaha agrobisnis hortikultura dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat dan petani baik skala kecil, menengah maupun besar karena memiliki keunggulan berupa nilai jual yang tinggi, keragaman jenis, ketersediaan sumber daya lahan dan teknologi serta potensi serapan pasar di dalam negeri dan internasional yang terus meningkat.
Diprediksi, ke depan kebutuhan produk hortikultura akan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan serta pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan gizi dan kehidupan yang lebih berkualitas. ”Menurut FAO kecukupan konsumsi buah sebanyak 65,75 kg per kapita per tahun. Sementara konsumsi masyarakat kita terhadap buah baru mendekati 40 kg per kapita per tahun,” jelas Mentan.
Suswono mengakui masyarakat Indonesia masih menganggap buah hanya sebagai pelengkap menu yang boleh dikesampingkan. Padahal, konsumsi buah merupakan kebutuhan penting untuk hidup sehat. ”Kampanye atau promosi untuk meningkatkan konsumsi buah nusantara perlu terus dilakukan,” katanya. (aro/jppn)