Israel Terus Merangsek ke Ibu Kota Palestina

Ilustrasi – Tentara Israel. (inilah)

dakwatuna.com – Al-Quds. Di tengah suasana gencatan senjata dan meningkatnya keanggotaan Palestina di PBB, Israel memutuskan terus membangun kota Al-Quds Timur untuk permukiman Yahudi.

Langkah ini jelas merupakan provokasi yang bisa menimbulkan konflik, karena Palestina menginginkan negaranya kelak beribu kota di Al-Quds Timur.

Komisi di Kementerian Dalam Negeri Israel menyetujui pembangunan 1.500 permukiman di tanah yang dipersengketakan di Al-Quds, meskipun PBB mengutuknya terkait dengan meningkatnya status Palestina dari observer menjadi non-state observer di PBB.

Rencana perluasan permukiman di Ramat Slomo pertama kali dipersengketakan pada tahun 2010 yang semula akan dibangun 1.700 unit rumah. Namun Israel ditekan oleh Wakil Presiden AS Joe Bidden saat berkunjung ke Tel Aviv dan rencana perluasan segera itu ditentang ramai-ramai.

Pengumuman perluasan permukiman Al-Quds Timur itu dilakukan setelah Israel frustasi atas sukses Palestina memperoleh peningkatan statusnya di PBB pada akhir November.

Israel berencana membangun 3.000 rumah baru di Al-Quds dan Tepi Barat Sungai Yordan. Menanggapi rencana Israel, sejumlah negara Eropa memanggil para duta besar Israel untuk menjelaskan rencana yang tak disetujui dan menimbulkan keprihatinan Eropa.

Mendagri Israel Eli Yishai melontarkan ketidakpuasannya dengan rencana itu, yang masih banyak memerlukan pembahasan. Sementara Wakil Walikota Al-Quds Yossi Deitch malah bilang rencana ini sesuai dengan pertambahan penduduk Israel di kota yang kekurangan permukiman ini, seperti dikutip koran Israel Hayom Senin (17/12/2012).

Deitch yang juga anggota Komisi Distrik Al-Quds, mendesak PM Netanyahu dan anggota parlemen Israel, Knesset, untuk terus menggalakkan pembangunan permukiman di Yerusalem dan sekitarnya.

Seorang wanita juru bicara Kemendagri Israel mengatakan persetujuan final pembangunan Yerusalem akan memakan waktu lama sebelum pembangunan bisa dilaksanakan, karena proyek ini masih harus melewati tahap-tahap perencanaan tambahan.

Permukiman di Al-Quds Timur dan di tepi Barat menjadi sengkarut antara Israel dan Palestina, sejak Tel Aviv mengambil alih wilayah kerajaan Yordania pada tahun 1967, setelah perang Arab. Palestina mengklaim Tepi Barat Sungai Yordan dan Al-Quds Timur adalah bagian dari negaranya di masa depan dan keberatan terhadap dibangunnya permukiman Yahudi di sana. (tjs/inilah)

Konten ini telah dimodifikasi pada 19/12/12 | 04:25 04:25

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...