Tak pernah di mengerti, kapan rasa ini di mulai
Namun hingga hari ini aku merasakan begitu dalam cintaku
Cintaku ini tak pernah aku kirakan hingga sedalam ini
Namun ku sangat bahagia akan semua ini.
Cinta tetaplah akan menjadi rasa yang indah
tak hanya rasa yang membuat selalu bergairah
tapi ada semangat untuk selalu melakukan yang terbaik
untuk yang tercinta
Semakin dalam rasa ini
semakin besar pula ujian atas rasa cinta ini
tak pernah terbayangkan
tapi melalui semua ujian itu selalu menyisakan rasa bahagia
Di saat seseorang merasakan Jenuh akan cinta ini
aku pun mulai berpikir
Mengapa Jenuh itu bisa hadir
Apa dikarenakan beratnya halangan dalam menuai cinta ini
atau cinta ini terlalu monoton untuk dilalui
tak ada hal yang menjadi sensasi baru, hingga semua terasa menjemukan
Aku pun terus berpikir
Mungkin ada harapan yang tak tercapai hingga melahirkan kejenuhan
Padahal cinta itu hakikatnya memberi
Berikanlah yang terbaik lalu berharaplah mendapatkan yang terbaik
Bukan berharap mendapatkan yang terbaik lalu baru memberikan yang terbaik
ya…karena hakikat cinta itu memberi
Satu per satu daun pun gugur
ada yang gugur karena tak mampu mempertahankan cintanya
ada pula yang gugur karena kematian mulia menjemput dalam mempertahankan cintanya
begitulah kehidupan akan terus berputar
siapa ingin bertahan, maka berjuanglah walau terasa berat
berputarlah, ikutilah arah gerak yang benar menuju cinta hakiki.
Hiduplah Bersama Dakwah
Karena Dakwah adalah Cinta
Jalan terbaik menuju Cinta ALLAHU ROBBI
Ingat Pesan dari Alm Ustd. Rahmat Abdullah
Memang seperti itu dakwah. Dakwah adalah cinta.
Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu.
Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu.
Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah.
Tentang umat yang kau cintai.
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.”
Redaktur: Lurita Putri Permatasari
Beri Nilai: