dakwatuna.com – Pasukan Israel menangkap 55 orang yang mereka curigai sebagai gerilyawan Palestina di Tepi Barat pada Kamis, dengan alasan tindakan itu diperlukan untuk menenangkan wilayah yang diduduki setelah gencatan senjata mengakhiri delapan hari pertempuran di Jalur Gaza.
Tahanan dari berbagai faksi kelompok bersenjata Palestina dan termasuk “operator senior” dan penangkapan itu akan “terus dilakukan untuk menjaga ketertiban dan mencegah inflitrasi teroris ke masyarakat Israel”, demikian pernyataan militer Israel yang dikutip Reuters.
Tepi Barat berada di bawah kekuasaan Presiden Palestina Mahmud Abbas yang didukung Amerika Serikat, tetapi banyak penduduknya yang bersimpati pada saingannya, Hamas, yang memerintah di Gaza dan menolak perdamaian permanen dengan negara Yahudi itu.
Israel merespon serangan roket lintas-perbatasan dengan melancarkan serangan udara terhadap Hamas dan faksi Gaza lainnya pada 14 November lalu.
Pada Rabu malam, para pihak memasuki gencatan senjata yang diprakarsai oleh Mesir.
Selama bentrokan, dua warga Palestina ditembak mati dalam demonstrasi anti-Israel di Tepi Barat yang berubah menjadi konfrontasi dengan tentara.
Pemboman bus di Tel Aviv yang melukai 15 orang pada Rabu meningkatkan kemungkinan bahwa warga Palestina telah datang dari Tepi Barat terdekat untuk melakukan serangan itu. (H-AK/Maryati/Ant)
Redaktur: Ardne
Beri Nilai: