dakwatuna.com
Ibu, dengarkanlah senandung rindu
Khusus kupersembahkan hanya untukmu
Curhatan penuh cinta dari suara hatiku
Ibu, mohon maafkan anakmu
Jika mungkin tak terdengar begitu merdu
Ibu, banyak kenangan indah tentangmu
Engkau mengandungku sembilan bulan lalu
Beban berat diriku yang ada di rahimmu
Tak dirasa sakit, tak dirasa jemu
Tak kenal lelah, tak pernah ragu membawaku
Tak sedetik pun engkau tinggalkan aku, anakmu
Ibu, dengarkanlah senandung rindu
Khusus kupersembahkan hanya untukmu
Nyanyian jiwa penuh penghayatan dariku
Ibu, mohon maafkan anakmu
Jika mungkin tak terdengar begitu syahdu
Sakitnya rasa setelah melahirkanku
Langsung hilang begitu saja bagai ditiup sang bayu
Lantas engkau tersenyum melihat buah hati pertamamu
Mendengar tangisanku adalah kebahagiaan terbesarmu
Ibu, dengarkanlah senandung rindu
Khusus kupersembahkan hanya untukmu
Untaian kasih sayang tak kenal waktu
Ibu, mohon maafkan anakmu
Jika mungkin tak terdengar begitu menyatu
Engkau begitu telaten mengajariku bermacam ilmu
Belajar menulis abjad di buku tulis bersampul biru
Ketika aku mulai terlihat bosan belajar bersamamu
Engkau menghiburku, menceritakan dongeng kesukaanku
Ibu, dengarkanlah senandung rindu
Khusus kupersembahkan hanya untukmu
Serpihan santun penuh kata merayu
Ibu, mohon maafkan anakmu
Jika mungkin tak terdengar begitu sesuatu
Kini aku t’lah dewasa, menjadi pribadi yang baru
Kuraih asa dan cita-citaku, demi baktiku padamu
‘Kan kuukir prestasi dengan semangat menggebu
Terima kasih ibu, atas cinta tak bertepi dan menyatu
Sekali lagi kumohon dengan sangat padamu
Ibu, dengarkanlah senandung rindu
Konten ini telah dimodifikasi pada 06/08/12 | 00:02 00:02