dakwatuna.com
Kami kaki yang ragu-ragu melangkah
Sedangkan kau telah berbai’ah di hadapan Allah
Kami mata-mata yang terpejam
Sedangkan kemenanganmu membuka hati yang tercekam
Kami air mata yang tertumpah
Sedangkan Mesir telah senyum merekah
Kami kumpulan semangat yang berkerak
Sedangkan revolusi rakyatmu telah gulingkan Husni Mubarak
Kami raga-raga yang terpisah
Teladanmu menyambung jiwa-jiwa yang berpecah
Kami tangan yang belum mengepal
Baktimu mengetuk nurani yang tertinggal
Kami perut yang terus lapar
Lainnya kau, memberi penghuni Nil dengan jiwa besar
Kami harapan-harapan yang redup
Sebaliknya kau, lumatkan konspirasi Zionis hidup-hidup
Kami otak yang masih lama berfikir
Tapi namamu telah menggegap-gempitakan Tahrir
Kami di sisa-sisa kesabaran
Adapun engkau telah terbiasa berkawan tawanan
Kami dan ulama saling berpunggungan
Namun di sudut rumah, kau hadirkan hafidz-hafidzah Qur’an
Kami dan cerdik pandai bertengkar
Sebesar-besar projek pembangunan kau gabungkan dengan 1000 orang pakar
Dari seribu menara kami belajar
Bahwa jiwa rabbani tak berbatas
Dan coretan ini, hanyalah kepingan kecil
Dari ribu lembar lembar sajak pembebasan
Yang tiada mampu menandingi
Hutang Budi 65 Tahun silam,
Saat Mesir mempercayai
kemerdekaan kami
Kepadamu kutitip hujanan salam Dr. Mursi
Semoga pemimpin negeri kami kelak turut menginspirasi
Redaktur: Ardne
Beri Nilai: