dakwatuna.com – Kadang cukup sulit bagi kita menilai secara jernih sebuah teguran yang masuk untuk diri kita. Subhanallah, ketika Allah hadirkan saudara yang menjadi cermin bagi diri. Saudara itulah yang mampu melihat dan menilai secara subjektif apa-apa yang tidak baik dalam diri kita. Ia tidak pernah menginginkan sesuatu dalam diri kita, yang ia inginkan adalah perubahan baik untuk diri kita. Saudara itulah yang kemudian menuntun kita perlahan-lahan lewat rangkaian kata yang tersusun sedemikian rupa untuk bisa menyentuh kerasnya hati. Saudara itulah yang kemudian membantu kita perlahan-lahan mengikiskan segenap kekhilafan yang dilakukan oleh diri.
Mereka adalah saudara yang tak pernah bosan untuk mengingatkan dalam kebaikan. Mereka adalah saudara yang tak pernah kehilangan semangat untuk membantu kita mengevaluasi diri. Mereka adalah saudara yang Allah karuniakan untuk kita. Ya, mereka itulah saudara yang memiliki keimanan mendalam yang merangkum ungkapan kecintaan pada saudaranya lewat teguran.
Hadiah rabbaniyah itu adalah karunia, ialah ungkapan sayang sejati dari seorang saudara terhadap saudaranya yang terjebak dalam kekhilafan. Cinta yang timbulnya karena Allah, dan bencinya pun karena Allah. Kalau bukan cinta karena Allah, mungkin ia tak akan pernah menegur diri kita.
Konten ini telah dimodifikasi pada 18/01/12 | 23:39 23:39