dakwatuna.com
Kawan,
Memang kami tak tahu keberadaan hatimu
Dan sampai saat ini pun kami tak mengerti pesan terakhirmu
Kawan,
Namun kami tahu kau masih memeluk erat janji dan mimpi kita
Kami tahu kau masih melirik kami dalam kegundahan jiwa
Kau ingat,
Lingkaran mimpi tempat engkau bersua
Sekolah kebaikan yang membesarkan kita
Kau ingat,
Ruangan Illahi tempat kita menghunuskan tekad
Gurun pasir medan pertempuran kita
Kami yakin
Kau bukan saja ingat
Tapi hatimu merindukannya
Kami tahu
Kau merasa terasing
Kau merasa hina untuk kembali
Kami tahu
Kini kau gersang
Kini kau lumpuh untuk berdiri
Tapi sekali lagi
Kami sangat yakin
Kau menyimpan kerinduan yang sangat mendalam
Kawan,
Hatimu rindu untuk kembali berdakwah
Air matamu sudah lama beku karena tak bermuhasabah
Tapi kawan,
Ini adalah pilihan hidupmu
Langkah yang kau ambil dengan kecermatan pikiranmu
Kawan,
Jalanilah hidupmu sesuai kehendak hatimu
Raihlah mimpi kita bersama dengan caramu
Dan Kau perlu ingat kawan
Sampai kapan pun kita bersaudara
Walau besok kau adalah musuh kami tetap kita saudara
Sekali saudara akan tetap bersaudara
Karena kita diikat oleh ikatan Islam
Bukan karena golongan
Sehingga tak perlu kau menghindariku kawan
Sehingga tak perlu kau menunduk di hadapanku kawan
Oleh karena kau sudah tak berada dalam barisan kami
Di manapun kau berdiri kawan
Persemaian cita kita akan tetap ada
Gelora semangat juangmu akan selalu hadir
Kini
Kami akan melanjutkan perjuanganmu kawan
Karena kami tak memusuhimu
—
Bogor, 22 November 2011
Konten ini telah dimodifikasi pada 04/12/11 | 20:32 20:32